LOMBOK TIMUR | FMI – Tingkat kemiskinan masyarakat Lombok Timur tergolong masih tinggi. Bahkan Bupati Haerul Warisin menyebut berada di angka 14,51 persen, dengan kategori miskin ekstrem mencapai 3,21 persen.
“Untuk yang miskin ekstrem ini ada sekitar 15 ribu kepala keluarga atau setara dengan 46 ribu orang. Angka ini menjadi perhatian serius bagi kami,” ujarnya saat mengikuti Rakor dengan Gubernur NTB di Sembalun, Senin 25 Agustus 2025.
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan Dinas Sosial, kata dia, kelompok rentan mayoritas berasal dari sektor petani, nelayan, pedagang asongan, pedagang kaki lima, dan pedagang rumahan.
Pemerintah Lombok Timur telah memulai intervensi dengan memberikan modal usaha untuk membantu masyarakat lepas dari jeratan rentenir. Upaya ini didukung oleh penambahan anggaran sebesar Rp20 miliar.
Bupati juga menyebut kolaborasi dengan Baznas dan seluruh mitra, mulai dari perusahaan dengan program CSR, individu dermawan, hingga NGO. “Upaya ini didukung oleh data desa yang valid dan akurat serta koordinasi erat dengan berbagai stakeholder,” tambahnya.
Bupati berharap program Desa Berdaya yang diusung oleh pemerintah pusat dapat membantu percepatan penanganan kemiskinan di Lombok Timur. “Pengentasan kemiskinan di Lotim tidak bisa hanya dilakukan oleh kami di kabupaten, tetapi juga memerlukan dukungan kuat dari provinsi dan pusat,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan usulan dua desa yang dianggap layak menjadi target program Desa Berdaya, yakni desa Tete Batu dan desa Pringgabaya Utara. Diharapkan, kedua desa tersebut dapat menjadi contoh keberhasilan dalam pengentasan kemiskinan melalui program kolaboratif.***