LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur meluncurkan kurikulum dan buku penunjang muatan lokal Sasak, Sabtu (10/9) lalu.
Kehadiran kurikulum muatan lokal tersebut dikatakan sebagai buku pertama di Provinsi NTB.
“Lotim menjadi kabupaten pertama yang membuat kurikulum muatan lokal,” kata Kepala Dinas Dikbud Lotim Izzuddin dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Izzuddin menceritakan proses panjang dan kerja keras tim penyusun buku yang terdiri dari akademisi, praktisi atau budayawan, dan pengawas.
Buku penunjang muatan lokal, kata dia, dibentuk juga sebagai acuan para pendidik di tingkat satuan pendidikan yang selama ini telah melaksanakan pembelajaran muatan lokal tanpa adanya standar atau masih bersifat variatif.
Karena itu, ia berharap, sejalan dengan tujuan dibentuknya dua dokumen penting tersebut, satuan pendidikan dapat memanfaatkannya dengan menjadikan kedua buku tersebut sebagai acuan dalam pembelajaran di SD dan SMP.
Acuan dan pegangan guru dalam pembelajaran tersebut, kata dia, sudah diadaptasikan sesuai dengan perkembangan kurikulum merdeka belajar.
Dokumen tersebut berupa buku capaian pembelajaran muatan lokal SD dan SMP Lotim dan buku pendidikan dan kebudayaan sasak. “Terima kasih kepada bapak ibu guru yang turut mensukseskan peluncuran kurikulum ini,” ucapnya.
Hadir dalam peluncuran tersebut, Sekda Lotim HM Juaini Taofik mengapresiasi kinerja Dinas Dikbud Lotim, terutama tim penyusun. Peluncuran kurikulum tersebut dinilai menjadi bagian penting untuk generasi mendatang.
Kendati persoalan dalam pendidikan khususnya muatan lokal dirasa membutuhkan waktu yang tidak pendek untuk mencapai kematangannya. Terutama dalam penerapan.
Taofik berharap, proses pewarisan budaya lokal Sasak untuk generasi hari ini dapat dirasakan 10 tahun mendatang. “Tahun ini 2022, kita harap 2032 nanti kita akan merasakan efeknya,” harapnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Dikbud Lotim Lalu Wiramade menerangkan, tim penyusun kurikulum muatan lokal terdiri dari berbagai unsur. Penyusun dari akademisi adalah Dr Habibuddin dan Hanapi, sedangkan budayawan Lalu Malik Hidayat dan H Bahrie. Selanjutnya adan pengawas SD Lukmanul Hakim dan pengawas SMP Huzonni.
Selain itu, tim juga diperkuat dengan kehadiran MKKS seperti Dr H Zainal Abidin dan perwakilan Dinas Dikbud Lotim Abdul Wahid. Selanjutnya, setelah diluncurkan, pihaknya akan melakukan pelatihan dan pembuatan modul ajar bagi guru-guru. “Sehingga kurikulum ini dapat segera diterapkan,” kata Wiramade.***