LOMBOK TIMUR | FMI – Puluhan anggota Karang Taruna Se-Kecamatan Sambelia yang tergabung dalam Koalisi Pemuda Kecamatan Sambelia menggelar aksi mimbar bebas dengan hashtag “NTB Gagal Mendunia”. Aksi tersebut berlangsung di Jalan Raya Sambelia pada Kamis, 03 Juli 2025.
Massa aksi mulai berkumpul pukul dan berlangsung mulai 08.30-11.30 Wita. Adapun kegiatan diisi sesuai dengan kesepakatan bersama antara perwakilan dari masing-masing Karang Taruna Desa Se-Kecamatan Sambelia.
Adapun kegiatannya antara lain, pembukaan, aksi orasi, konvoi sepanjang jalan sambil menanam pohon di titik vital yang terdapat kerusakan jalan diakhiri dengan pemasangan spanduk “NTB Gagal Mendunia” sebagai symbol protes massa aksi.
Aksi mimbar bebas ini merupakan sikap protes atau bentuk ekspresi tuntutan warga yang diwakili oleh sejumlah Karang Taruna Se-Kecamatan Sambelia yang perduli atas lingkungan sekitarnya dan ingin segera diperbaiki jalan rayanya.
Konvoi dilakukan mulai dari Desa Bagik Manis, Sugian, Dara Kunci, Belanting dan Obel-obel dangan pemasang sepanduk dan penanaman pohon pisang.
Aksi tersebut didasari akibatnya, jalan Raya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang ada di Kecamatan Sambelia merupakan akses utama dan satu-satunya yang menghubungkan antara Kecamatan Sambelia – Sembalun – Peringgabaya – Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Selain itu, jalan ini digunakan sebagai jalur distribusi hasil pertanian, aktivitas ekonomi, akses keshatan, pendidikan dan akses vital lainya seperti akses pelayanan publik.
Selain itu, kerusakan ini sudah berlangsung lebih dari 5 tahun dan belum mendapatkan penanganan yang memadai dan seperti diabaikan.
Akibatnya kelalaian dan luputnya perhatian pemerintah provinsi terhadap jalan raya yang ada di Kecamatan Sambelia ini, mengakibatkan banyaknya kecelakaan lalu lintas, terutama pengendara roda dua.
Meski sejumlah warga sudah beberapa kali melaporkan kondisi ini melalui berbagai mekanisme dan surat ke pihak terkai, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut nyata dan pemerintah provinsi dalam hal ini Gubernur NTB cenderung lebih memperhatikan vasilitas para pejabat dibandingkan kepentingan rakyat banyak.
Berikut tuntutan massa aksi:
1. Dilakukannya perbaikan darurat secepatnya (penambalan lubang, pembersihan drainase).
2. Dimasukkannya proyek perbaikan Jalan Raya Sambelia dalam anggaran tahun berjalan atau perubahan anggaran terdekat dan memasukkan anggaran perbaikan jalan total pada anggaran tahun berikutnya sebagi proritas utama.
3. Disampaikan rencana tindak lanjut secara tertulis kepada warga selambat-lambatnya 30 hari setelah aksi ini.
4. Mendesak DPRD Provinsi NTB untuk menyuarakan point-point sebelumnya dalam bentuk rekomendasi ke pemerintah provinsi NTB.***