PATI | FMI – Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) kepung kantor Bupati setempat, pada Rabu 13 Agustus 2205 dalam aksi demonstrasi besar-besaran, menuntut Bupati Sudewo mengundurkan diri dari jabatannya.
Aksi demonstrasi ini merupakan puncak dari rangkaian aksi protes warga Pati terhadap sejumlah kebijakan kontroversial Bupati Sudewo. Salah satunya adalah wacana kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen yang menuai kecaman luas.
Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Husein menyerukan agar Sudewo legowo turun dari jabatan demi kepentingan masyarakat. “Hari ini Bupati Sudewo harus lengser. Bupati harus lengser,” teriak Husein disambut riuh sorakan massa.
Mayoritas peserta aksi, kata dia, berasal dari kalangan masyarakat kecil. Ia menilai kondisi ekonomi semakin sulit, sementara kebijakan yang diambil Bupati justru menambah beban hidup rakyat.
“Ekonomi sedang sulit. Mohon hari ini keikhlasan dan kerendahan hati untuk mengundurkan diri,” ujarnya.
Selain itu, Koordinator Donasi Masyarakat Pati Bersatu, Teguh Istyanto, menyebut beberapa kebijakan lain yang memicu kekecewaan warga diantaranya, penerapan lima hari sekolah, program regrouping sekolah yang berdampak pada berkurangnya tenaga guru honorer, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan karyawan honorer RSUD RAA Soewondo.
Teguh menilai kebijakan regrouping sekolah membuat banyak guru honorer kehilangan pekerjaan. “Kalau dua sekolah digabung, pasti ada guru yang tidak lagi bisa mengajar. Ini jelas merugikan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti langkah efisiensi di RSUD Soewondo yang disebut memberhentikan pegawai lama tanpa pesangon, namun merekrut karyawan baru.
Di sisi lain, aksi massa ini membuat aparat kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas di kawasan pusat kota. Kasat Lantas Polresta Pati, Kompol Riki Fahmi Mubarok, menjelaskan bahwa arus kendaraan dialihkan dari sejumlah jalan utama di sekitar Alun-alun Pati untuk menghindari kemacetan.***
Masyarakat Pati Gelar Aksi Demonstrasi, Desak Bupati Sudewo Mundur dari Jabatan
