LOMBOK TIMUR | FMI – Aksi demonstrasi Cipayung Plus, Senin 1 September 2025 berjalan kondusif. Meskipun ada sedikit gesekan lantaran diduga terdapat provokator yang menyelundup dalam barisan.
Selain itu, minimnya kehadiran anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur saat menemui massa aksi di kritik keras oleh Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Bahkan Ar Yandis dengan tegas menolak penandatanganan kesepakatan karena menilai dewan tidak serius dalam mengatensi segala permasalahan yang dituntut oleh masa aksi.
“Masa dari 50 anggota Dewan Lombok Timur, hanya 5 yang hadir dan itu-itu saja,” tegas Yandis
Sebagai bentuk atensi dan keseriusan anggota dewan, kata dia, minimal 78 persen hadir temui massa aksi. Sebab dengan kaburnya mereka ketika amarah publik begitu gencar, maka semakin kuat dugaan bahwa dewan ini tidak berani bertemu dengan masyarakat.
“Setiap orang aksi demo maupun hearing, alasan dewan ini ada yangg kunker ada yang reses. Bukannya reses dan kungker ada waktunya, masa setiap orang demo dewan-dewan ini pergi kunjungan kerja dan sebagainya,” keluh Yandis
kalau ada gerakan-gerakan yang melibatkan publik, kata Yandis, minimal anggota dewan atensi untuk hadir temui massa. Sehingga kami masyarakat meyakini bahwa mereka betul-betul perwakilan rakyat.
“Ini rakyat datang malah mereka lari, kan ini mengindikasikan bahwa mereka pengecut, masak ketika joget-joget ada rapat paripurna, yang ada kopi yang ada nasi yang ada transportasi saja mau datang. Sementara sidang bersama rakyat mereka tidak mau ketemu, ini kan tolol namanya,” tegas Yandis dengan nada geram.
Sebelumnya, massa aksi ditemui Ketua DPRD Lotim M.Yusri bersama dua orang wakil pimpinan dan beberapa anggota dewan. Kehadiran mereka menemui massa mencoba meredakan ketegangan.
Ketua Dewan bahkan menegaskan bahwa aspirasi Cipayung Plus akan diteruskan ke pemerintah pusat.***
