LOMBOK TIMURNewspariwisata

Jerowaru Bay : Amburadulnya Wisata Di Wilayah Selatan Karena Tataruang Tidak Jelas

×

Jerowaru Bay : Amburadulnya Wisata Di Wilayah Selatan Karena Tataruang Tidak Jelas

Share this article

Lombok Timur, FMI – Soal tataruang pariwisata Kabupaten Lombok Timur (Lotim) khususnya wilayah Pantai Selatan, Kecamatan Jerowaru dianggap belum jelas oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jerowaru Bay.

Pasalnya, pemerintah belum memperjelas di wilayah selatan ini, mana areal publik, mana zona khusus budidaya lobster, pengembangan wisata dan lainnya.

Dalam hal ini, Sya’banul Amin Ketua Jerowaru Bay menyebutkan, tidak jelasnya tataruang ini, menjadi masalah pertama yang membuat wisata amburadul di Lotim, terutama Jerowaru.

“Di pink tataruangnya seperti apa, sepadan pantai seperti apa. Ini belum jelas. Sedangkan di Planet agak mengerikan lagi, dimana pihak pemerintah ingin buat infrastruktur jalan, sementara disitu PT Hot Planet sudah memiliki HGB,” jelasnya pada wartawan melalui via seluler, Jum’at (2/4/21)

Sambung Ameng panggilan akrabnya, jika memang jelas tataruang-nya kenapa tidak di tetapkan disana (Pelanet) menjadi akses publik, ini kan bertentangan.

Selain itu, mereka mau buat dermaga di depan Ekas panorama. Ini soalah pemerintah dimana saja mau membangun, tidak melihat tataruang yang dimiliki.

“Artinya, pemerintah harus lihat kenyamanan investor, di Ekas sudah ada dermaga, kanpa harus bangun lagi dermaga depan Hotelnya Investor. Kenapa tidak rehab dermaga yang sudah ada dan itu termasuk areal publik,’ jelasnya

Sementara itu, kata Ameng, pemerintah harus memperjelas mana sebenarnya zona-zona yang menjadi zona Parawisata, zona Budidaya dan lainnya. Itu harus clear, jangan sampai tumpang tindih dan menjadi masalah. Jangan mengandai-andai dan semaunya membangun.

“Karena semau-maunya membangun, sehingga itulah yang membuat Parawisata amburadul,” tegasnya

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, Kegagalan kita disektor Parawisata hari ini, karena memang soal tataruang. Contoh saat ini, kata Ameng, tiba-tiba dinas kelautan dan perikanan menggemborkan sampai tingkat nasional soal budidaya lobster, bahwa ekas dan teluk jor jadi lahan budidaya.

Untuk wilayah selatan khususnya ekas tidak jelas mana akses publik, mana zona perahu untuk beraktivitas para nelayan dan mana akses untuk wisatawan. Disini harus jelas tataruang yang harus dibangun.

“Bagaimana Ekas bisa menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, kalau Tataruang saja belum jelas,” tutup owner JB Drink and Food itu.

Redaksi-FMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *