LOMBOK TIMUR

Tak Menerima Gaji. Justru TKI Asal Lombok Ini Menerima Siksaan Majikan Di Saudi

×

Tak Menerima Gaji. Justru TKI Asal Lombok Ini Menerima Siksaan Majikan Di Saudi

Share this article

Lombok Timur, FMI – Linda adalah mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal kecamatan Suralaga kabupaten Lombok Timur. Sejak Februari tahun 2020, ia mengadu nasib ke negara Arab Saudi. Tak lain karena ia adalah seorang janda beranak dua.

Terlihat jelas wajah bahagia dari Linda. Sejak Jum’at, 29 Oktober kemarin Ia sudah merasa aman dan akan dirawat dengan baik oleh keluarga. Ia tidak lagi memikirkan botol kaca dan balokan kayu yang digunakan majikan untuk menyiksanya. Karena sekarang ia telah pulang ke tanah asal di kecamatan Suralaga kabupaten Lombok Timur.

Ia pulang bersama rekannya. Tak ada uang pesangon. Bahkan baju tidur warna pink inilah sehelai kain yang ia bawa dari Arab Saudi. Serta kisah suram sebagai pelajaran bersama.

Perempuan yang merupakan seorang janda tersebut masih berumur 27 tahun. Memiliki tanggungan dua orang anak membuatnya bertekad mengadu nasib ke Timur Tengah.

Kulit putih dengan perawakan tidak terlalu pendek. Rambut hitam sedikit acak acakan. Terlihat jelas, bekas operasi dikepalanya. Bahkan menurut keterangan keluarga, ia sudah dua kali operasi.

Siti Linda Ekayanti lengkapnya. PMI yang kerap kali menerima siksaan oleh sang majikan. Kepala bagian depan dipenuhi jahitan bekas operasi. Bahkan sebanyak dua kali operasi.

“ia sudah dua kali operasi. Bahkan siksaan itu membuat ia hilang ingatan dan buta,” cetus Adi geram melihat keadaan saudaranya Sabtu, 30 Oktober 2021.

Bahkan ia juga dibuang oleh sang majikan. Dalam keadaan sakit dan kepala berdarah oleh pukulan bertubi – tubi sang majikan. Kejamnya, bukan sang majikan yang membawanya ke rumah sakit.

“bukan majikannya yang membawa ke Rumah Sakit. Ada kebetulan tetangga majikannya,” lanjut Adi.

Selama bekerja, Linda pun tak pernah mengirimkan gaji. Sepanjang ia berada di negara penempatan, justru siksaan yang diterimanya. Tak hanya sekali, justru lebih.

Setelah dirawat di rumah sakit, ia tinggal dipenampungan agensinya di jalan Raja Abdullah, Lingkungan Sholahuddin, Riyadh Arab Saudi.

Ia ditampung di sana selama lima bulan. Terhitung sejak bulan Juni 2021.

Kini, Linda sudah bersama keluarganya. Bahkan anaknya yang paling kecil masih berumur 2 tahun. Ia bahkan lupa raut muka ibunya saat terakhir kali bertemu sebelum pemberangkatan dulu.

Itulah ironi kehidupan seorang pekerja migran. Tidak menerima gaji, justru siksaan yang diterima.

Keluarga linda pun harus berjuang keras. Memenuhi kebutuhan kesehariannya beserta dua orang anaknya. Belum lagi biaya yang akan ditanggung oleh pihak keluarga untuk pengobatan sang mantan PMI asal kecamatan suralaga tersebut. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *