
Lombok Timur, FMI – Staf Khusus Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dedi Arisandi memberikan klarifikasi soal kabar dirinya melakukan pemukulan terhadap sopir Dum Truk.
Menurut Dedi, kejadian tersebut berlangsung pada hari selasa 14 desember 2021 kemarin sekitar Pukul 18.00 Wita, saat hendak berniat melaksanakan Sholat Magrib di masjid Batu Beleq Aik Mel.
“Kejadiannya sekitar Pukul 18.00 Wita Sesaat ketika hendak mencari tempat parkir untuk melaksanakan Sholat Magrib di masjid Batu Beleq, tiba-tiba dari arah Belakang sebuah Mobil Dum Truk melaju dengan kecepatan tinggi sehingga menyerempet mobil saya,” ujarnya kepada wartawan.
Tidak hanya itu, kata dia, dum truk itu juga menyerempet seorang pengendara Motor sampai terjatuh, melihat hal tersebut dirinya tanpa berfikir panjang langsung mengejar dum truk tersebut untuk memberhentikannya.
Lebih lanjut Dedi menerangkan, saat melakukan pengejaran dirinya kembali lagi melihat sopir dum truk tidak mengurangi kecepatan dan bahkan kembali lagi menyerempet dua orang pengendara motor.
“Sesampai perempatan BLK Lotim, Dum Truk berbelok kearah kanan melewati jalan tanah nenggung sampai Dusun Aik Ngempok Desa Pengadangan, disana Dum Truk itu kembali mememepet dua orang pengendara motor satu Pembawa Rumput dan satunya lagi Pedagang Cilok,” ungkapnya memberikan keterangan.
Karena melihat kejadian tersebut, kata dia, akhirnya warga ikut mengejar Dum Truk tersebut sambil berteriak.
Setelah sampai di pertigaan Kuang Sawi depan Puskesmas Pengadangan, kata dedi, dum truk tersebut berhenti, Sopir dan kondekturnya kabur hendak melarikan diri. Kemudian, kata sandi, dirinya mengejar kedua orang tersebut dan satu diantaranya terjatuh.
“Saya tangkap dan secara spontan menampar pelaku seraya menanyakan kenapa dia lari, kamu sudah nabrak orang kenapa kamu tidak Berhenti?,” papar Dedi
Hal ini disampaikan Dedi saat ditemui awak media di kediaman beliau, Rabu (15/12/2021). Disebutkan Dedi bahwa pemberitaan yang berkembang di masyarakat terkait kasus tersebut hanya bersumber dari satu pihak dan hal tersebut sangat disayangkan mengingat dalam kegiatan jurnalis ada kode etik.
“Sejak kejadian kemarin sampai dengan saat ini saya belum pernah dimintai keterangan oleh media manapun, Namun, sudah dilakukan pemberitaan di media secara masif yang menyatakan saya menganiaya atau memukul sopir dum truk,” kata Dedi.
Mengenai permasalahan yang terjadi, Dedi menjelaskan bahwa pihaknya dengan Pihak Sopir dan Kondektur Dum Truk sudah berdamai dan sama-sama mengakui kesalahan.
Dengan demikian, Dedi berharap tidak adanya lagi berita simpang siur serta tokoh-tokoh politik yang menggiring kembali opini publik untuk membesar-besarkan masalah ini lagi.
“Kami sudah berdamai dan sama-sama mengakui kesalahan, jika ditelusuri lebih jauh kami ini berkeluarga, akan tidak baik jika membiarkan masalah ini berlarut,” ungkapnya
“Didampingi para tokoh dan dari pihak Kepolisian kami memilih untuk berdamai, dan dengan terbitnya surat perdamaian ini semuanya sudah selesai dengan damai,” tutupnya (Budi)