LOMBOK TIMUR | FMI – Harga cabai di Lombok Timur mengalami lonjakan drastis hingga menembus angka 200 ribu rupiah perkilogram pada awal bulan Ramadhan.
Kondisi ini menjadi perhatian masyarakat, terutama para pedagang dan ibu rumah tangga yang mengandalkan cabai sebagai bahan utama dalam masakan mereka.
Lonjakan harga ini, kata Champion Cabai asal Lombok Timur, Haji Subhan, merupakan fenomena yang lumrah terjadi setiap tahun.
“Pada hari pertama dan kedua Ramadhan, tidak ada petani yang memetik cabai. Selain itu, kondisi cuaca yang panas membuat para petani kesulitan mendapatkan buruh pemetik, karena mereka lebih fokus menjalankan ibadah,” ujar Haji Subhan.
Selain faktor tenaga kerja, kata di, cuaca ekstrem juga menjadi penyebab menurunnya produksi cabai.
Haji Subhan menjelaskan bahwa hujan dan panas yang tidak menentu menyebabkan banyak tanaman cabai terserang layu fusarium, sehingga stok menjadi terbatas.
“Sebagian tanaman cabai mengalami kerusakan akibat cuaca yang tidak stabil. Hujan dan panas yang bergantian membuat tanaman rentan terhadap penyakit,” tambahnya.
Meski demikian, Haji Subhan memastikan bahwa ketersediaan cabai di lahan binaannya masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lombok Timur selama Ramadhan dan Idul Fitri.
“Meskipun seharusnya stok lebih banyak, pasokan yang ada masih memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai yang terjadi berulang kali, Haji Subhan menyarankan agar pemerintah daerah mulai memperbanyak pembangunan greenhouse.
“Jika lebih banyak greenhouse dibangun, maka kondisi tanaman cabai dapat lebih terjaga. Hal ini akan berdampak pada ketersediaan stok yang lebih stabil di masyarakat,” ungkapnya.
Masyarakat berharap adanya langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini agar lonjakan harga cabai yang tinggi tidak terus berulang setiap tahun.
Dengan langkah antisipatif yang tepat, diharapkan harga cabai bisa lebih stabil dan tidak memberatkan konsumen, terutama pada momen penting seperti bulan Ramadhan dan Idul Fitri.***