Mataram, FMI – Aksi Demonstrasi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram, terkait dengan evaluasi 2 tahun kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf menjadi sorotan dari berbagai kalangan, termasuk dari Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Lombok Barat.
Aksi yang berujung ricuh itu, menyebabkan tiga kader HMI mengalami luka-luka, bahkan satu diantaranya alami luka robek di bagian kepala.
Aksi Demo HMI Cabang Mataram ini di anggap merusak fasilitas umum dan bukan aksi moral yang baik oleh KAHMI Lobar.
Menanggapi hal tersebut, PJ Ketua Umum Pahri Rahman menegaskan bahwa secara kelembagaan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh HMI Cabang Mataram merupakan sikap secara independensi etis dan organisatoris.
“Artinya, aksi itu sudah menjadi keputusan secara bersama di HMI cabang mataram, yang diputuskan melalui rapat,” tegasnya
Masih kata dia, aksi tersebut tentu tidak lahir begitu saja, namun melalui kajian yang cukup lama. Disisi lain, lanjut dia, HMI telah di atur dalam anggaran dasar sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan.
“Sebagai organisasi kader, demonstrasi juga bagian dari kaderisasi HMI. Kedua, sebagai organisasi perjuangan, gerakan yang sudah kita lakukan adalah gerakan intelektual, sehingga atas dasar itu HMI turun aksi,” tegas PJ Ketum HMI Mataram itu.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa tidak ada perusakan fasilitas Umum yang dilakukan oleh kader HMI Cabang Mataram.
“Tidak ada perusakan yang kita lakukan, dan yang dikatakan Presidium KAHMI Lobar itu keliru,” ujarnya
Soal bakar ban bekas pada aksi tersebut memang betul dilakukan, tapi itu adalah bagian dari perangkat alat aksi, dan itu bentuk dari kekesalan kita terhadap Ketua DPRD yang tidak menemui kita dengan alasan sedang reses.
Sementara secara historis, Kanda Lalu Winengan merupakan senior yang lahir dari HMI. Oleh karena itu secara hubungan himpunan kita akan tetap berkomunikasi dengan Baik. (FMI)
Demo Dianggap Rusak Fasilitas Umum, PJ Ketum HMI Mataram Angkat Bicara
