LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Pembangunan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan, yang dihajatkan untuk mengatasi kekurangan air bersih di wilayah selatan Lombok Timur terus digenjot.
Meskipun di satu sisi, dari awal mulai pembangunan proyek strategis nasional ini mendapat penolakan dari masyarakat di wilayah hulu, lantaran khawatir berkurangnya pasokan air untuk mengairi persawahan.
Bahkan penolakan masyarakat berujung pada aksi pembakaran puluhan pipa proyek, yang menyebabkan lima warga ditetapkan sebagai tersangka. Imbas dari aksi pembakaran ini menyebabkan proyek dengan nilai Rp120 miliar itupun molor.
Kendati demikian, pemerintah diminta untuk bertanggung jawab atas terselenggaranya proyek SPAM Pantai Selatan.
“Pemkab Lombok Timur sebagai penyedia lahan pembangunan SPAM harus bertanggungjawab untuk menjamin proyek strategis nasional aman tanpa gangguan sehingga bisa rampung tepat waktu dan dapat segera dimanfaatkan masyarakat,” ujar mantan Ketua Umum Forum Mahasiswa Patuh Karya (Formasi Pakar) Mataram, Sudirman, Selasa 9 Januari 2024.
Proyek SPAM ini dimulai pengerjaan infrastruktur jaringan pipa dan lain-lain pada Januari 2023 lalu, dan ditargetkan bisa rampung pada Desember 2023. Namun hingga awal 2024 proyek pemerintah pusat ini masih dalam pengerjaan.
“Hingga sekarang konflik pembangunan SPAM masih berlanjut, ini artinya Pemda Lotim sebagai penerima proyek pusat belum ada upaya dan solusi konkret dalam penyelesaian konflik di bawah, sehingga situasi semakin memanas,” tukasnya
Tak hanya itu, pemuda kelahiran Wakan ini juga menyoroti pihak ketiga sebagai pelaksana proyek yang tidak dapat menyelesaikan pembangunan SPAM sesuai tenggat waktu kontrak kerja. “Kontraktor harus segera menyelesaikan proyek SPAM Pantai Selatan,” ujarnya
Selain, ia meminta pihak kontraktor untuk segera memperbaiki fasilitas negara yang rusak karena proyek SPAM Lombok Selatan. “Jalan-jalan kita banyak yang rusak akibat pengerjaan proyek ini, pihak kontraktor harus bertanggungjawab atas kerusakan itu,” ujarnya
Menurutnya, dalam proses pengerjaan proyek SPAM Pantai Selatan, pihak kontraktor terlebih dahulu melakukan pembongkaran bahu jalan yang sebelumnya sudah di beton. Memang kita akui, kata dia pembongkaran itu sudah menjadi keharusan, karena pipa proyek akan ditanam di lokasi tersebut.
“Setelah dibongkar, bahu jalan memang dipulihkan kembali seperti sediakala. Namun belum lama setelah pengerjaan, banyak bahu jalan mengalami kerusakan, kami duga lantaran tidak sesuai spesifikasi,” tegasnya.
Ketua Umum Remaja Masjid Nurutta’ibin Mampe Desa Wakan Kecamatan Jerowaru tersebut juga meminta Pemerintah Kabupaten Lombok Timur harus tegas terhadap kontraktor SPAM Pantai Selatan.
“Ketika pembangunan mandek seperti ini, seharusnya Pemkab tegas terhadap kontraktor SPAM Lombok Selatan, sebab jika tidak maka banyak fasilitas negara seperti jalan, irigasi dan lainnya semakin rusak yang secara langsung akan merugikan masyarakat dan secara otomatis tentu negara akan mengalami kerugian atas proyek ini,” tegasnya.***
Eks Ketum Formasi Pakar Minta Pemda Lotim Bertanggungjawab Atas Proyek SPAM Pantai Selatan
