KegiatanLOMBOK TIMURNews

Gasing Permainan Tradisional Lumpuhkan Candu Game Online Di Desa Ketangga

×

Gasing Permainan Tradisional Lumpuhkan Candu Game Online Di Desa Ketangga

Share this article

Lombok Timur, FMI – Kebanyakan anak muda saat ini menghabiskan waktu dengan bermain game online melalui gadget pribadinya. Terkadang hal tersebut menjadi persoalan serius, terutama sosial dan kesehatan. Pasalnya, dilakukan secara berlebihan bahkan sampai tidaj aktivitas lain selain olahraga jemari di layar kecil itu.


Namun, di Desa Ketangga, Suela, Lombok Timur, Kalangan tua dan muda kompak memainkan gasing bersama. Tidak terlihat kelompok candu runduk memainkan game online di gadget pribadinya.

Golongan muda dan tua desa itu seolah menjadi berbeda dari yang lainnya. Mereka terlihat kompak, mulai dari mencari kayu pilihan terbaik untuk membuat dan memainkan permainan tradisional gasing dengan penuh gembira.

“Hanya kesibukan cari kayu, membuat gasing dan alit yang dilakukan anak muda ataupun kelompok tua,” kata Hamdun warga setempat, Senin (8/3/21).

Dibanding dengan kumpulan muda-mudi kota maupun di pedesaan lain yang merunduk ke layar gadget masing-masing, keadaan di Desa Ketangga itu layak dikatakan istimewa, penuh kebersamaan dan kehangatan antara mereka.

“Suasana ini harus kami jaga, permainan gasing istimewa bagi kami,” ucapnya.

Game online akan berdampak buruk bagi para pemuda generasi masa depan, kata Hamdun, game online akan mendistorsi nilai budaya, mendegradasi moralitas dan kemapanan akal budi para muda-mudi di desanya.

“Permainan gasing adalah salah satu solusi dari ancaman masalah sosial itu,” tegasnya

Lebih lanjut Hamdun mengatakan, bangkitnya permainan lokal ini sebagai wujud pengurangan candu game online bagi generasi massa depan.

Selain itu, ia berharap generasi muda di desanya terus memacu diri dalam perkembangan IPTEK. Namun, budaya peninggalan leluhur yang baik harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, demi terjaganya keterikatan dan keguyuban sosial satu dengan yang lain.

“Pemuda Ketangga tidak boleh tertinggal dalam teknologi, harus kita pacu diri. Tapi jangan sampai kita meninggalkan kebiasaan pendahulu yang baik bagi diri dan masyarakat kita,” tutupnya

Redaksi-FMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *