LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy sebut Festival Bale Langgak yang digelar masyarakat Sakra sebagai pengejawantahan dari aspek ilmu, seni, agama, dan adat istiadat.
Mengutip pernyataan mantan menteri agama RI Mukti Ali, Bupati menyampaikan dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dengan agama hidup menjadi terarah, dan dengan adat istiadat hidup menjadi bermakna.
Keempat hal itu diharapkan tidak hanya tercermin pada festival bale langgak melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari.
Bupati menggambarkan hidup di masa depan hanya dapat diraih dengan ilmu sehingga ia berharap masyarakat memberi perhatian kepada pendidikan, termasuk pendidikan anak-anak sebagai generasi masa depan,
“Jika mampu menyekolahkan anak setinggi apapun, S1, S2, S3, silakan bersekolah lebih tinggi untuk menyiapkan masa depan lebih mudah,” pesannya pada acara yang berlangsung Sabtu 27 Agustus 2202 di Lapangan Gora, Sakra.
Tembolak atau tudung saji khas masyarakat sasak menurut Bupati merupakan perwakilan dari nilai seni yang membuat hidup menjadi lebih indah.
Sementara agama dengan berbagai aturannya menjadikan hidup lebih terarah, “Agama mengajarkan hiduplah dengan lurus, hiduplah dengan jujur, hiduplah dengan baik, hiduplah dengan sederhana sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW,” jelasnya.
Sementara adat istiadat seperti begibung, menunjukkan banyak hal, seperti kebersamaan, kesetaraan yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terkait event Festival Bale Langgak, Bupati berharap seperti kegiatan seni dan budaya lainnya yang diselenggarakan masyarakat Lombok Timur, dapat menjadi bagian dari calendar event untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan memajukan pariwisata di daerah ini.
Nampak hadir pada kegiatan tersebut, tokoh masyarakat NTB, HL. Serinata yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur NTB dan merupakan putra asli sakra, Kadis Pariwisata Lombok Timur, Forkompimcam, Kades dan tokoh serta masyarakat desa Sakra lainnya.
Festival ini kembali diselenggarakan setelah vakum karena pembatasan sosial sebagai dampak pandemi covid-19.***