SUMBAWA | FMI – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Sumbawa kecewa terhadap pihak PT SJR dan badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) kabupaten Sumbawa yang tidak hadir dalam acara dialog publik yang digelar kampus STAI NW Sumbawa, Selasa 11 Maret 2025.
Dialog publik bertajuk “Menakar Kebermanfaatan Tata Kelola Pertambangan PT. SJR di Kabupaten Sumbawa” tersebut didominasi kritik atas minimnya kontribusi perusahaan tambang bagi masyarakat Sumbawa.
Menurut Ketua panitia, Wahyudin, pihaknya telah melayangkan undangan resmi kepada PT. SJR dan Bappeda pada 7 Maret 2025. Namun, pihak perusahaan menyatakan ketidakhadirannya karena seluruh direksi dan manajemen berada di luar kota. Sementara pihak Bappeda, kata dia, membatalkan kehadirannya 30 menit sebelum acara dimulai dengan alasan kesibukan.
“Tidak hadirnya pihak PT dan Bappeda membuat kami kecewa, terutama para peserta yang terdiri dari kepala desa se-Kabupaten Sumbawa, organisasi kepemudaan dan BEM se-Kabupaten Sumbawa,” ujarnya
Sekretaris Umum HMI Cabang Sumbawa, Riyan Hidayat mengatakan, dialog publik yang digelar merupakan upaya intelektual anak muda untuk mencari solusi atas permasalahan yang terungkap dalam hearing di Kantor DPRD Kabupaten Sumbawa pada 13 Februari 2025 lalu.
“Dialog publik ini tindak lanjut dari agenda hearing dengan DPRD beberapa waktu lalu,” ujarnya, sembari menegaskan kekecewaannya terhadap pihak PT. SJR dan Bappeda.
Riyan Hidayat menilai ketidakhadiran perusahaan dan pemerintah dalam dialog tersebut, sebagai sikap yang anti terhadap partisipasi masyarakat dan transparansi informasi.
“Ketidakhadiran PT SJR dan Bappeda memicu pertanyaan besar tentang komitmen mereka terhadap transparansi dan kesejahteraan masyarakat Sumbawa. Tindak lanjut atas permasalahan ini sangat dinantikan seluruh pihak yang terlibat,” tegasnya.***
