LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur, Izzuddin tak henti-hentinya menebar sensasi di Publik.
Sebelumnya menjadi perhatian publik lantaran rencana pemotongan gaji guru honorer tanpa koordinasi dengan Penjabat (PJ) Bupati Lombok Timur. Kini Izzuddin kembali jadi perhatian lantaran keinginannya memimpin Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Lombok Timur.
Sayangnya, keinginan besar Izzuddin itu justru mendapat penolakan mentah-mentah dari tokoh dan pengurus Pramuka Lombok Timur.
Menurut Wakil ketua Pembinaan Anggota Dewasa Kwarcab Lombok Timur, Alimuddin Mesir, pernyataan yang dilontarkan Izzuddin sangat keliru, mengingat didalam penentuan ketua mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disepakati.
Parahnya kata dia, Kepala Dinas Dikbud yang mengatasnamakan majelis pembina cabang (Mabicab) sebagai dasar keinginannya untuk menjadi Kwarcab dianggap tak berdasar, terkecuali sudah dilakukan musyawarah mabicab.
“Jika mengatasnamakan ketua Mabicab sangat keliru pernyataannya untuk menjadi Ketua Kwarcab, terkecuali ada musyawarah mabicab dan diberikan rekomendasi terhadap dirinya,” tegas Alimuddin Mesir.
Statemen yang diutarakan Izzuddin, bagi Alimuddin merupakan kekurangan pemahaman terhadap pramuka. Meskipun Ketua Kwarcab sedang Sakit nyatanya Kwarcab Lotim menjadi Kwartir yang paling Aktif di Nusa Tenggara Barat.
“Kemudian kalau dia menganggap Kwarcab Lotim jarang berkegiatan karena Ketua Sedang sakit nyatanya Kwartir Lotim paling giat di NTB,” ujarnya.
Sementara salah satu Tokoh Pramuka yang enggan disebutkan namanya menuding, keinginan Izzuddin menjadi Ketua Kwarcab Lombok Timur tidak lepas dari ambisi pribadinya memenangkan anaknya menjadi DPRD Dapil IV dengan harapan pengurus Pramuka dapat dimobilisasi.
Padahal selama menjabat Kadis Dikbud pemberitaan negatif 2023 dihiasi oleh tindakan dan ulahnya sendiri.
“Intinya gini, dia mau jadi Kwarcab untuk memobilisasi pengurus Pramuka untuk memenangkan anaknya, Ngurus Pendidikan saja selalu buat gaduh,” ketusnya.
Masih kata dia, menjadi pengurus Pramuka ada aturan, pengurus Pramuka bukan jabatan semata tetapi lahir dari nurani. “Kalaupun nanti tim Musyawarah Daerah mewajibkan syarat menjadi Ketua Kwarcab pernah ikut berkecimpung di Pramuka kan dia langsung gugur, pasalnya dia dari kecil tidak pernah ikut Pramuka,” bebernya.
Untuk informasi syarat utama menjadi Ketua Kwarcab adalah rekomendasi dari 2/3 Kwartir Kecamatan, karenanya pada kepemimpinan yang mendatang kita mengharapkan ketua yang visioner dan mengerti Pramuka lahir dan moril.
“Kita berharap Ketua Kwarcab adalah orang Pramuka itu Sendiri, dan yang paham Pramuka, karena pengalaman kita memilih Pejabat menjadi Kwarcab tidak terlalu optimal, untuk itu kita ingin mengembalikan Pramuka pada khitahnya,” pungkasnya.***
Izzuddin Berambisi Jadi Ketua Kwarcab Lotim, Tokoh dan Pengurus Menolak Keras
