LOMBOK TIMURNews

Kak Ofik Khawatir Level PPKM Lotim Bergeser Jelang MotoGP, Ada Apa?

×

Kak Ofik Khawatir Level PPKM Lotim Bergeser Jelang MotoGP, Ada Apa?

Share this article

LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 06 tahun 2022, level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di suatu daerah ditentukan melalui capaian vaksinasi dosis 2.

Sementara kabupaten Lombok Timur (Lotim) berdasarkan data terakhir pada 4 Februari 2022 dosis 2 masih di angka 60,23 persen, padahal minimal disyaratkan lebih dari 70 persen. Demikian pula dosis 2 lansia yang disyaratkan lebih dari 60 persen, saat ini masih di angka 40,59 persen.

“Dengan kondisi tersebut di khawatirkan Lombok Timur yang kini berada di level 1 akan bergeser ke level 2. Belum lagi adanya perbedaan data manual dengan P-care sebagai acuan Pemerintah Pusat. Padahal MotoGP akan segera dihelat,” ujar Sekertaris Daerah Lotim, HM Juaini Taofik dalam rapat analisis dan evaluasi pelaksanaan vaksinasi pada Jum’at (4/2) di Rupatama 1 kantor Bupati Lombok Timur.

Pada kesempatan tersebut Sekda Lotim yang akrab disapa Kak Ofik berharap hal tersebut menjadi perhatian semua kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mendorong kembali pencapaian vaksinasi agar level PPKM Lombok Timur tidak bergeser.

Pergeseran tersebut, kata dia, tentunya akan berimbas terhadap aktivitas ekonomi, utamanya pelaku pariwisata yang kini tengah bersiap menjelang MotoGP, mengingat banyak kamar sudah dipesan.

“Jika kita drop di level 2 dan pelaku pariwisata tidak boleh menerima tamu, ini akan menjadi persoalan yang kompleks,” ungkapnya. 

Terkait balapan internasional bakal berlangsung pada Maret mendatang, maka vaksinasi ke-tiga atau booster juga didorong bagi aparatur sipil negara (ASN) baik yang berstatus PNS maupun honorer.

“ASN harus segera mengakses vaksin dosis ke-3, bagi ASN yang ada di OPD vaksinasi dilakukan hingga tuntas di ballroom kantor Bupati,” katanya

Kak Ofik juga mengingatkan pentingnya vaksin booster bagi lansia dan kelompok masyarakat rentan lainnya.

Didampingi Kepala Dinas Kesehatan dan Kapolres Lombok Timur, Kak Ofik optimis capaian vaksinasi anak akan dapat mendorong pemenuhan persentase yang dibutuhkan untuk mempertahankan level Lombok Timur, dengan catatan seluruh komponen bekerja sama dan bersinergi.

Menyinggung vaksinasi anak, Kapolres Lombok Timur AKBP Herman Suriyono juga mengingatkan perlunya klarifikasi jarak pemberian vaksin covid-19 dengan imunisasi lainnya seperti vaksin campak maupun Difteri Tetanus yang diberikan dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Ia melihat hal tersebut menajdi salah satu kendala pencapaian target vaksinasi usia 6-11 tahun.

Anev yang berlangsung secara hybrid tersebut diikuti pula Camat dan Polsek, serta kepala UPTD Dukcapil, juga UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat ini terdapat 14 kasus aktif covid-19 di Lombok Timur. Vaksinasi menjadi salah satu cara menekan penularan penyakit yang sudah menjadi pandemi selama dua tahun terakhir. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *