LOMBOK TIMUR

Kampanye Germas, Bupati Singgung Penerapan Perda KTR yang Belum Optimal.

×

Kampanye Germas, Bupati Singgung Penerapan Perda KTR yang Belum Optimal.

Share this article

Lombok Timur, FMI – Penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok sampai saat ini masih belum optimal.

Pasalnya, masih banyak ditemui orang – orang yang merokok di kawasan tanpa rokok. Bahkan ditemukan juga di dalam ruangan dan di tempat-tempat umum.

Kritik tersebut disampaikan Bupati Lombok Timur HM. Sukiman Azmy pada kegiatan Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Jumat (31/12) di Lapangan Tugu Selong.

Menurut Bupati, banyaknya orang yang masih merokok dikawasan tanpa rokok ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman tentang hidup sehat. Karena itu, Bupati mengingatkan masyarakat tidak merokok di tempat publik.

“Merokok itu berbahaya, kalau hanya untuk kepentingan sendiri, untuk dikonsumsi sendiri, silakan. Tetapi kalau sudah merokok di tempat terbuka pasti akan berdampak negatif bagi orang yang tidak merokok terutama bagi yang menghirup asap rokok,” jelasnya, sembari mengingatkan tentang Perda Kawasan Tanpa Rokok dengan denda maksimal Rp.50 juta yang belum diterapkan.

Masih kata dia, kampanye Germas yang dilaksanakan diharapkan menjadi pengingat agar masyarakat dapat kembali menerapkan budaya hidup sehat, termasuk budaya tidak merokok pada kawasan tanpa rokok.

“Kampanye gerakan masyarakat hidup sehat ini sebagai langkah efektif mencegah penyakit generatif,” imbuhnya

Apalagi, kata dia, Pemerintah sudah memfasilitasi pelaksanaan Germas, diantaranya melalui penyediaan ruang terbuka hijau sebagai ruang publik dan kawasan bebas kendaraan bermotor, walaupun masih secara terbatas di akhir pekan.

Lebih lanjut, Bupati mengimbau agar sosialisasi Germas dapat dilakukan secara berkelanjutan dan digaungkan hingga tingkat kecamatan, desa, dan keluarga.

Saat ini dari 10 penyakit paling banyak diderita masyarakat masih didominasi penyakit generatif atau penyakit yang berkaitan dengan usia maupun gaya hidup seperti ginjal, hipertensi, jantung, kanker, hingga diabetes mellitus.

“Gaya hidup tidak sehat seperti tidak makan dengan gizi seimbang, merokok, kurang olahraga, serta kebiasaan tidak sehat lainnya adalah penyebab penyakit generatif tersebut,” kata Bupati.

Penyakit generatif ini, kata dia, merupakan penyebab pertama kematian serta menyedot dana kesehatan yang cukup besar. (FMI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *