Oleh Kamaruddin
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Islam Prodi Ekonomi Islam Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat
Artikel, FMI.com. Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang terdiri dari dua pulau yakni pulau Lombok dan Sumbawa. Selain itu, terdiri dari berbagai suku, budaya dan bahasa. Pulau Lombok misalkan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Pulau seribu masjid memiliki suku yang disebut suku sasak.
Suku Sasak memiliki tradisi-tradisi unik yang tidak dimiliki Suku lainnya di Indonesia, Yakni Presean.
Presean merupakan tradisi yang ada di masyarakat Lombok. Tradisi ini semacam seni bela diri dalam adu ketangkasan antar Pepadu atau ksatria suku Sasak. Selain itu, presean secara Teknisnya di sebut pertarungan dua pemuda yang sudah di tentukam oleh pengembar (juri,red). Dua pemuda disebut pepadu yang datang dari paguyuban tertentu.
Seiring perkembangan zaman Presean sebagai budaya yang di wariskan oleh nenek moyang, kimi di adakan atau di laksanakan sebagai ajang bela membela paguyuban (perkumpulan,red). Hal demikian, cara melestarikan budaya yang telah di wariskan.
Dalam teknis permainan seni presean yang dimainkan oleh dua orang pepadu, hanya membawa inde dan penyalin sebagai alat pelindung dan pemukul. Inde atau prisai sebagai alat untuk menjaga diri dan terbuat dari kulit hewan seprti sapi, kambing dan sejenisnya dan di apit oleh bambu sebagai ganggangnya. Dan penyalin (rotan,red) sebagai alat pemukul yang telah di ukur sama panjangnya oleh pengembar.
Zulkifli salah satu pepadu dari paguyuban panji segare desa mt. Ajan kecamatan Prabarda Kabupaten Lombok Tengah, mengatakan. Dirinya sering menghadiri dan bermain presean ke berbagai daerah seperti lombok timur, jonggat dan lain-lain. Sebagai pepadu yang di lepas (di latih) oleh pelor mas dari paguyuban panji kartike desa darek kecamatan Prabarda Kabupaten Lombok Tengah.
Paguyubannya panji segare di dirikan serta di SK kan oleh Pelor mas. Paguyuban ini di bangun untuk tetap melestarikan budaya presean dan sebagai wadah anak-anak yang ingin belajar dan mengenal dunia presean.
Karena itu paguyuban ini kami buat dan kami telah turun bertanding di desa persiapan pandan tinggang kecamatan Prabarda untuk pertama kalinya. “Hasilnya lumayan memuaskan untuk pertama kali turun bertanding. Walau paguyuban ini baru beberapa bulan di dirikan,” Ungkap zulkifli pepadu Mt. Ajan.
Aturan dalam pertandingan peresean salah satunya tidak boleh memukul bagian bawah, batasnya dari perut ke bawah dan para pepadu tidak boleh memakai baju dan wajib memakai capuk (ikat kepala, red). Pada Ikat kepala ini, sebagian besar orang melepaskan mantra supaya tidak mudah bocor jika terkena kepala serta sebagai penangkal rasa sakit.
Dalam permainan presean biasanya memakai 5 ronde namun tergantung kesepakatan pangembar dan menyesuaikan antara pepadu. Dan kedua pepadu ini sama sekali tidak di persiapkan oleh sang pengembar namun di pilih di antara banyaknya penonton dan sebagian dari tamu undangan.
Tamu undangan biasanya yang sudah memiliki perkumpulan atau paguyuban. Namun baik dari tamu undangan atau para penonton di perbolehkan bermain asalkan berani. Dan biasanya setelah bertarung para pepadu ini bersalaman dan pelukan saling meminta maaf seolah olah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka, hal demikian supaya tidak ada terjadi ajang bales dendam. (FMI)