LOMBOK TIMURNews

Kebablasan, Poros Muda Lotim Desak Polda NTB Copot Kapolres Lotim

×

Kebablasan, Poros Muda Lotim Desak Polda NTB Copot Kapolres Lotim

Share this article


Lombok Timur, FMI – Melibatkan Tokoh agama dalam membangun peradaban manusia yang lebih baik adalah keharusan, apalagi melibatkan Tuan Guru membangun daerah yang bermoral sangat dianjurkan. Namun tindakan Polres Lombok Timur dalam melibatkan Tuan Guru sebagai pagar betis penghalau massa aksi depan kantor Bupati pada Senin (3/5/21) menuai banyak protes dari berbagai kalangan Aktivis, LSM dan Organisasi Kemahasiswaan, tidak terkecuali dari Poros Muda Lotim.

Dalam hal ini, Ketua Umum Poros Muda Lotim M. Ahwal mengatakan, selama dirinya mengikuti dunia persilatan di jalanan dengan berbagai isu yang berujung dengan demonstrasi baru kali ini ada penomena unik di lombok timur yang di pertontonkan oleh polres lotim yaitu dengan menjadikan para tokoh agama atau para tuan guru untuk ikut menjadi tim pengamanan masa aksi hari buruh dan hardiknas.

“Barangkali niatnya kapolres ingin memberikan terobosan baru dalam hal penanganan aksi cuma menurut kami ini adalah hal konyol,” ujar M. Ahwal yang juga Wabendum PB HMI itu

Ahwal sapaan akrabnya mengatakan, bagaimana rumusnya para Tuan Guru yang kita muliakan ikut menjadi pasukan pengamanan. Mungkin karna kapolres punya agenda rutin dengan para tokoh agama baik berupa sapari dan yang lain untuk kepentingan menjaga kondusifitas, cuma dalam hal ini bukan substansi para tuan guru untuk ikut terlibat menjaga kondusifitas masa aksi.

“Apa Polres Lombok Timur dan Pol pp kekurangan pasukan untuk menjaga masa aksi,” cetusanya

Wabendum PB HMI ini menegaskan, tindakan Polres Lotim membuktikan bahwa ada upaya untuk membenturkan masa aksi dengan para tokoh agama dan ini sudah keterlaluan. Baiknya Kapolres Lotim dipindah tugaskan atau di copot saja dari jabatannya.

“Kami meminta kepada kapolda NTB untuk mencopot Kapolres Lotim yang halu masa aksi dengan tuan guru,” tegasnya

Tindakan tersebut, lanjut Ahwal, jelas akan punya efek sosial kedepan, jangan sampai kita punya prasangka buruk kepada tokoh agama yang sama-sama kita cintai. “Biarlah mereka menjaga kondusifitas dengan jalan mereka masing-masing,” tutupnya

Redaksi-FMI

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *