Mataram, FMI – Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mataram terkait evaluasi 2 tahun Jokowi Ma’ruf berujung ricuh yang menyebabkan terjadinya tindakan represif terhadap kader HMI.
Tindakan represif itu terjadi saat Demo di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat (DPRD NTB), pada Kamis (21/10/21). Akibatnya, tiga kader HMI mengalami luka-luka, bahkan satu diantaranya alami luka robek di bagian kepala.
“Tindakan represif yang dilakukan oleh oknum polisi telah mencederai nama institusi kepolisian yang seharusnya memberikan pengayoman, pengamanan yang aman tentram dan damai. Bukan sebaliknya bikin bordir di depan gerbang kantor DPRD NTB dan memukul massa aksi. Itu sudah jelas menyalahi SOP,” ujar PJ Ketum HMI Cabang Mataram, Pahri Rahman kepada wartawan.
Atas kejadian tersebut, PJ ketua Umum HMI Cabang Mataram, Pahri Rahman mengecam keras tindakan Represif yang dilakukan oleh oknum polisi dari Polresta Mataram.
“Secara kelembagaan HMI akan melaporkan oknum yang melakukan tindakan premanisme ke pihak yang berwajib,” ujarnya, Jum’at (22/10/21)
Selain itu, PJ Ketum HMI Mataram meminta Polda NTB usut tuntas oknum polisi yang melakukan pemukulan terhadap kader HMI Cabang Mataram. “Copot oknum kepolisian yang melakukan tindakan Represifitas,” tegasnya
Masih kata dia, apabila pihak kepolisian tidak usut tuntas terkait dengan pemukulan kader HMI cabang Mataram, kami akan bersurat ke Mabes polri mendesak polri untuk mencopot Kapolda NTB dan Kapolres Mataram, karena tidak mampu membina anggotanya menjadi pengayom yang baik.
Lanjut kata dia, pihaknya akan bersurat ke PB HMI dan meminta seluruh Cabang untuk melakukan Aksi Demonstrasi di daerahnya masing-masing.
“HMI cabang Mataram beserta seluruh kader akan melakukan aksi demonstrasi kembali, menyikapi tindakan premanisme yang dilakukan oleh kepolisian Polresta Mataram,” tegasnya
Lanjut dia, bila perlu secara institusi kelembagaan Polda NTB harus mengevaluasi dan harus memberikan pengertian dan pembinaan kepada Kapolresta Mataram agar tindakan-tindakan represifitas tidak lagi dilakukan.
Kemudian kepada seluruh kader HMI Mataram, ia meminta agar tetap solid dan merapatkan barisan untuk menyelesaikan persoalan ini (Represif, red) secara tuntas sampai ke akar akarnya. (FMI)