LOMBOK TIMURNews

Kepung Kantor Bupati, Warga Masbagik Tuntut Realisasi Pembangunan RS Tipe D

×

Kepung Kantor Bupati, Warga Masbagik Tuntut Realisasi Pembangunan RS Tipe D

Share this article

LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Ratusan warga kecamatan Masbagik dari berbagai unsur mengepung kantor Bupati Lombok Timur (Lotim), kehadiran mereka di depan kantor Bupati Lombok Timur untuk menuntut realisasi perubahan status PKM Masbagik baru menjadi Rumah Sakit tipe D.

Masa aksi ini terdiri dari Forum Masbagik Bersatu (Formabes), Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) kecamatan Masbagik, Mahasiswa dan Masyarakat Masbagik.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas sikap Bupati dan Wakil Bupati Lotim yang kerap memberikan janji palsu (PHP) kepada warga Masbagik. Karena sebelumnya Bupati sempat menjanjikan pembangunan Rumah Sakit Tipe D di Masbagik agar akses pelayanan kesehatan lebih dekat.

Salah satu orator dalam orasinya mengatakan, Pemda Lotim memang sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.750 juta untuk peralihan status PKM Masbagik Utara Baru menjadi Rumah Sakit tipe D.

Namun, menurut dia, anggaran tersebut sangat kecil untuk peralihan status PKM menjadi RSUD tipe D,  “Ini penghinaan terhadap masyarakat Masbagik sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Lombok Timur,” tegas orator tersebut

Masa aksi juga sempat melakukan pembakaran ban bekas, yang berujung terjadinya kericuhan.

Ditengah kericuhan tersebut, salah satu orator dalam orasinya mengancam akan memblokade jalan negara di Masbagik dan Mensabotase aliran air yang dikelola oleh PDAM, apabila tuntutan tidak terpenuhi.

Usai kericuhan berlangsung, masa aksi meminta ditemui oleh Bupati, namun setelah menunggu beberapa menit, Bupati tidak kunjung keluar menemui mereka, sehingga masa aksi memaksa masuk ke halaman kantor Bupati.

Pertahanan aparat penegak hukum (APH) yang melakukan pengawalan berhasil dijebol masa aksi, dan aksi demonstrasi tersebut berlanjut di halaman kantor Bupati.

Ketua FKKD Kecamatan Masbagik, yang juga Kepala Desa Masbagik Baru, Khairil Ikhsan mengatakan, pihaknya meminta pemangku kebijakan (Bupati, red) menemui masa aksi. Karena selama ini, kata dia, yang menghadapi hanya pembantu-pembantunya. 

Dia menuding komitmen pejabat terkait selaku pembantu Bupati Lombok Timur terkesan abai, dan membuat laporan manipulatif terhadap percepatan realisasi Rumah Sakit Tipe D.

“Kami tidak meragukan komitmen Bupati, tapi para pembantunya membuat laporan Asal Babak Senang saja, sehingga terkesan semua jalan di tempat,” pungkasnya.

Ketua Formabes, Ade Surya dalam orasinya menyebut masyarakat Masbagik yang berpopulasi terbesar di Lombok Timur sangat membutuhkan kehadiran Rumah Sakit Tipe D di kecamatan itu, tapi terkesan selama ini Pemda Lombok Timur tidak serius untuk merealisasikan fasilitas kesehatan itu.

“Kami sudah gedor DPRD, dan mereka setuju. Tapi Pemda terkesan setengah hati, dengan hanya menganggarkan Rp750 juta,” orasinya Senin (28/03).

Karena Bupati Lombok Timur, HM. Sukiman Azmy belum bisa temui masa aksi dari Formabes, FKKD, Mahasiswa, dan Masyarakat, akhirnya mereka ditemui oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Timur, HM Juaini Taofik.

Saat menemui massa aksi, ia menyebut jika saat ini Bupati telah menekan Surat Keputusan tentang pembentukan Rumah Sakit Tipe D di Masbagik, sebagai tindak lanjut atas persetujuan dari legislatif terkait dengan standar kelayakan.

Selaku ketua pembentukan Rumah Sakit Tipe D, Sekda mengatakan, pihaknya akan bekerja sesuai prosedur dan administratif. Selain itu  dikatakan Sekda di tahun 2023, direncanakan Rp. 16 miliar untuk pembelian alat kesehatan.

“Bupati telah memerintahkan kepada TAPD untuk menganggarkan Rp. 16 miliar untuk pengadaan alkes tahun 2023 untuk Rumah Sakit Pratama Masbagik,” tutur Sekda.

Sekda yang akrab disapa Kak Ofik ini mengatakan, Bupati juga berpesan akan menerima perwakilan massa aksi pada (29/03) untuk membahas percepatan realisasi Rumah Sakit Tipe D Masbagik, sebab saat ini Bupati tengah menerima Bupati Kotawaringin di ruang kerjanya.

“Besok bapak Bupati menerima perwakilan rekan semua, kita bahas terkait kelayakan dengan tim, agar secepatnya Rumah Sakit Pratama Masbagik terealisasi,” sebutnya.

Namun, masa aksi menolak pertemuan dilakukan di kantor Bupati, sehingga mereka bersepakat pertemuan tersebut diadakan di kantor camat Masbagik, agar dapat disaksikan oleh warga. (FMI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *