LOMBOK TIMUR – FMI.com
Bupati Kabupaten Lombok Timur HM. Sukiman Azmy mengaku miris melihat perkembangan Jangger sebagai kesenian daerah di masa sekarang sudah dipengaruhi budaya asing.
Hal itu disampaikan Bupati Lombok Timur saat menerima kunjungan silaturrahmi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di ruang rapat Bupati pada Senin (17/1).
“Jangger di daerah ini sudah dipengaruhi budaya asing yang tidak sejalan dengan norma dan adat masyarakat sasak. Terlebih hal tersebut juga tidak sejalan dengan sebutan pulau seribu masjid yang disandang Lombok,” kata Bupati
Pada kesempatan itu, Bupati meminta agar PAPPRI bekerja sama dengan badan usaha atau lembaga non profit guna mengembangkan kreasi dan aktivitas para seniman musik di daerah ini.
Adanya musik yang membangkitkan semangat, tidak melulu melankolis seperti kebanyakan musik sasak saat ini. Musik dan lagu yang ada sekarang menggambarkan masyarakat sasak sebagai bangsa yang sedih.
“Saya belum menemukan lagu Sasak yang membangkitkan semangat kita,” ungkapnya.
Harapannya PAPPRI dapat mendorong para musisi menciptakan lagu – lagu semangat, lagu yang tidak menyesali masa lalu dan meratapi keadaannya, melainkan lagu yang mampu mengedukasi masyarakat dan membangkitkan semangat.
Kunjungan Ketua PAPPRI dan rombongan, selain untuk memperkenalkan PAPPRI, sekaligus berharap Bupati dapat mengukuhkan 10 anggota PAPPRI Lombok Timur sesegara mungkin. Hal itu sebagai bagian dari persiapan, mengingat PAPPRI akan menjadi tuan rumah peringatan hari musik nasional dan MUNAS PAPPRI ke–8 yang akan diadakan di Mandalika Maret mendatang.
“Kami mohon agar Bupati berkenan melantik 10 anggota karena sudah diamanatkan untuk menjadi tuan rumah hari musik nasional dan munas PAPPRI ke-8 yang diadakan di Mandalika,” kata Hj. Maskahyangan sembari menyebutkan bahwa pihaknya sudah menerima rekomendasi dari Gubernur. (FMI)