LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Pengamanan Insiden kerusuhan antar warga di Dusun Marang Desa Kotaraja yang berbuntut dilepaskannya tembakan peringatan oleh Aparat kepolisian memakan korban. Muhamad Kadri dan Lalu Suhasbi terpaksa dilarikan ke PKM Kotaraja setelah mengalami luka di bagian tubuhnya diduga akibat terkena tembakan Aparat, Selasa (09/11/2021).
Menurut keterangan keluarga korban Dwi Rizan Agustiawan yang pada saat itu juga tengah berada di area keramaian tindakan oknum polisi yang melakukan tembakan peringatan kearah keramaian dan padat warga sangat tidak benar karena ada banyak warga yang berkumpul mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
“Polisi itu harusnya melindungi masyarakatnya, bukan malah seenaknya main tembak serumit apapun situasinya. apalagi ini situasinya pedesaan yang masyarakatnya seribut apapun masih bisa diamankan dengan peringatan atau leraian bukan dengan timah panas,” jelas Dwi.
Korban langsung dilarikan ke puskesmas kotaraja untuk mendapatkan penangan medis, dengan kondisi tembakan peluru tepat mengenai bagian belakang kepala korban dekat dengan telinga sedangkan korban yang satunya terkena di bagian paha.
Lebih Lanjut saat ditemui awak media Korban kedua yang bernama Lalu Suhasbi mengungkapkan awal mula kejadian dikarenakan adanya konflik antar salah seorang warga yang menghina salah satu tokoh agama melalui media sosial di dusun tersebut sehingga keramaianpun tidak terelakkan.
Pada saat itu, korban sedang berada ditengah keramaian, tembakan peringatan pertama dilakukan ke atas, kemudian tembakan peringatan kedua yang dilakukan oleh salah satu oknum polisi tersebut melayang kearah warga dan mengenai paha korban.
“Ini dikarenakan ada konflik antara salah seorang warga yang menghina tuan guru kami di media sosial, dan saat kami berkumpul polisinya menembakkan tembakan keatas kemudian kearah kerumunan dan tembakannya mengenai paha saya,” jelas Lalu Suhasbi
Sementara itu oknum polisi yang melakukan penembakan sejauh ini belum diketahui identitasnya karena hingga berita ini diturunkan Polsek Sikur masih belum bisa dimintai keterangan. (FMI)
