Lombok Timur, FMI – Pernyataan salah satu anggota DPRD Provinsi NTB dari fraksi PAN terkait pemberhentian pengiriman mahasiswa ke luar negeri menuai kritik dari salah seorang Awardee Beasiswa NTB tujuan Malaysia di Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI).
Zohri Ratna, penerima beasiswa NTB dari daerah Selatan Lombok Timur, Desa Jerowaru Kecamatan Jerowaru, Dusun Jor ini, mengatakan bahwa dirinya adalah notabene orang miskin yang tidak mungkin bisa sekolah tinggi. Apalagi mengenyam pendidikan S2 di luar negeri.
Berkat program beasiswa pendidikan luar negeri yang digagas Pemerintah NTB, lanjut Zohri, telah membuka peluang bagi putra-putri NTB, termasuk saya untuk mengikuti seleksi beasiswa NTB.
“Bermodalkan cita-cita besar, otak, do’a serta ikhtiar, akhirnya saya menerima dan dapat menempuh pendidikan di luar negeri,” ungkapnya.
Ditanyakan manfaat pengiriman mahasiswa, Zohri mengatakan, banyak hal yang bisa kami promosikan termasuk menjadi salah satu ajang untuk meningkatkan investasi masa depan, bukan sim salabim langsung jadi”. Namun, memberikan multiplayer effect yang besar bagi eksistensi NTB di skala nasional maupun internasional.
Lebih lanjut, ia menegaskan, putra-putri NTB akan memiliki jaringan yang luas, siap bersaing dan mengabdikan diri disemua lini kehidupan, memiliki wawasan luas dan berkesinambungan di masa mendatang,” tegasnya.
“Kami akan buktikan, bahwa manfaat dan tujuan beasiswa NTB ini sungguh besar untuk SDM NTB.”
Kalau kita hanya berpikir sesaat, menanyakan manfaat dan kontribusi nyata program beasiswa ini, sambung Zohri, program beasiswa luar negeri baru saja di mulai dalam 2 tahun terakhir. Tentu yang menyebut bahwa tuntutan semacam itu merupakan wujud dari pemikiran yang sangat kerdil.
“Mari kita lihat dari berbagai sisi agar tidak salah menafsirkan, apa yang tidak seharusnya menjadi sebuah polemik berkepanjangan dan tidak mampu menerawang dengan wawasan luas penuh knowledge akademik yang logis,” ungkapnya.
Lanjut ia mengatakan, terkadang kita sadar bahwa pandangan setiap orang berbeda, karena sejatinya kita berada pada posisi yang berbeda.
Pro dan kontra itu sudah hal biasa, lanjutnya, itu bisa di jawab ketika kita mampu merasakan hal yang positif dan selama program itu baik, harusnya di dukung dan selayaknya dipertahankan.
Melihat dari kenyataan yang kami rasakan setelah mendapatkan manfaat dari beasiswa NTB ini, tegas Zohri, saat ini saya menjadi salah satu dosen di perguruan tinggi STIT Palapa Nusantara Lotim.
Selain itu, saya lulus dalam seleksi menjadi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak (CPPGP), program Kemendikbud dengan persaingan yang ketat dari 9353 dan 68 orang kuota untuk NTB. Dimana saya merupakan salah satu bagian dari ke 68 orang tersebut.
“Ini membuktikan, bahwa kami telah mampu berkontribusi untuk NTB dan itu semua kalau tidak dengan pengalaman dan pengetahuan yang kami dapatkan dari beasiswa NTB maka akan sulit untuk meraih semuanya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia berharap, semoga program yang sangat mulia ini tidak putus, berikanlah peluang dan kesempatan, sebagai pengalaman bagi adik-adik kami yang memiliki talenta dan prestasi untuk mengenyam pendidikan di luar negeri.
“Salah bila kita katakan program beasiswa NTB ini sia-sia, dan tidak ada manfaat kontribusi untuk NTB gemilang,” tegasnya.
Semoga, lanjut Zohri, ini menjadi inspirasi buat membuka mata hati, untuk kita semuanya amati, nikmati, syukuri dan jalani tanpa henti.
Redaksi-FMI