LOMBOK TIMURNews

Pejuang Sukma Pimpin Demo, Keluhkan Masalah Irigasi Dan Pupuk

×

Pejuang Sukma Pimpin Demo, Keluhkan Masalah Irigasi Dan Pupuk

Share this article

Lombok Timur, FMI – Aliansi Peduli Rakyat Lombok Timur (Aparat Lotim) melaksanakan aksi unjuk rasa depan kantor Dinas Pertanian, Senin (10/5/21)

Puluhan massa aksi yang dipimpin pejuang Sukma tersebut, Muhrim Rajasa mengatakan sudah tiga tahun masa jabatan pimpinan Lotim akan tetapi belum ada hasil yang nyata dalam menangani persoalan irigasi.

“Mengenai persoalan irigasi sampai hari ini tidak pernah tuntas di selesaikan, saya malu sebagai pejung Sukma setiap hari mendengar tangisan para petani,” ungkap Muhrim Rajasa dalam orasinya depan kantor Dinas Pertanian, Senin (10/5/21)


Menurutnya, untuk apa air yang begitu banyak di bendungan pandan duri itu, kalau tidak pernah didistribusikan kepada Petani.


“Secara otomatis itu akan berdampak kepada petani di Lotim khususnya di wilayah selatan yang mengakibatkan gagal panen. Akibat dari buruknya sistem irigasi yang dijalankan oleh Dinas Pertanian Lotim,” ujarnya

Selain soal irigasi, Muhrim juga mempertanyakan terkait dengan pupuk yang belum maksimal didistribusikan ke para petani hingga saat ini.

Mengetahui adanya unjuk rasa depan kantor yang dipimpinnya, Kepala Dinas Pertanian Lotim H. M. Abadi menjelaskan, apa yang menjadi tuntunan dan aspirasi dari massa aksi akan dilaporkan ke Bupati Lotim setelah lebaran.

“Seluruh kabupaten di Indonesia mengajukan pupuk 24 juta ton untuk petani, tapi faktanya yang di acc itu cuman 9 juta atau 3,70 persen,” tandasnya.

Kami dari Dinas Pertanian, kata H. Abadi SP, tentu mengajukan sesuai kebutuhan, tapi yang di berikan tidak sesuai. Kami sudah berusaha.

Sementara itu, Kabid PSP Lalu Kasturi mengatakan, terkait dengan pendistribusian di lapangan itu seharusnya ditanyakan kepada Dinas Perdagangan Lotim.

“Masalah pendistribusian lapangan, tolong ditanyakan ke Dinas Perindag Lotim, Dinas Pertanian hanya mendiskusikan sampai kecamatan,” ujarnya

Soal irigasi, Lalu Kasturi menegaskan, kalaupun ada petani yang mengajukan proposal supaya membuat titik koordinat yang pas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar satu dengan lainnya.

Redaksi-FMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *