Puisi

Peradaban Penjual Otak

×

Peradaban Penjual Otak

Share this article

Para penjual otak menjelma pahlawan di siang bolong. Berdiri gagah. Pengobat susah masyarakat papah. Berlagak dewa penolong. Tampak congkak nan sombong.

Serikat-serikat mereka dirikan sebagai pengikat, untuk meraut kata sepakat. Yang melawan di sikat, yang berkuasa di jilat, lidah mu bersilat. “Kami hadir untuk rakyat!” kata muslihat si bangsat.

Ribuan kepala tak berdosa dengan lugu menyerahkan segala asa. Menguatkan yakin, menegaskan aamiin. Paling tidak mereka bisa sedikit pulas, melupa sejenak derita dengan wajah memelas. Mereka tak tersadar, bahwa otaknya sedang di tawar-tawar.

Para penjual otak; imannya sepipih uang kertas ribuan, mental nya setipis bikini perempuan. Sampai kapan engkau di ternak keserakahan? Ingkar terhadap kebenaran, menghamba kepada kepentingan.

Hidup dan masa sunggu teramat terbatas, tetapi hasrat dan ambisinya sungguh tak memiliki batas. Berhentilah menjadi sampah sejarah!

Pada akhirnya, seleksi alam akan membuktikan. Siapa yang bermental pejuang dan siapa yang bermental pecundang. Ingat! Moral lebih agung dari sekedar angka nominal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Puisi

Aku sempat menjadi sepi, tersulut api sesal yang…