Pandemi, Lagi lagi pandemi. Ya, hampir setahun sudah pandemi global ini terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) khusunya di Desa karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pandemi ini menyurutkan pendapatan masyarakat baik dari sektor usaha maupun pegawai.
Upaya pemerintah yang bertujuan untuk menyelamatkan sekaligus membantu UMKM dalam mempertahankan serta mengembangkan usahanya. Salah satu melalui progran Pemulihan Ekonomi Nasional yang mengarah kepada sektor UMKM. Kecepatan Kebangkitan dan perkembang UMKM lokal guna membantu keuangan nasional seperti yang telah tertera di http://m.liputan6.com/bisnis/read/4350581/sederet-upaya-pemerintah-selamatkan-umkm-di-tengah-pandemi?utm_source=Mobile&utm_medium=whatsapp&utm_campaign=Share_Top pada 08 Sep 2020, 12:15 WIB
Karna keluh kesah masyarakat dari dampak pandemi ini terutama bagi pelaku UMKM atau yang berwirausaha, dari penurunan permintaan hingga kenaikan harga dari bahan pokok pangan dan lain sebagainya. Hal ini, merupakan ancaman bagi perekonomian nasional. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan.
Apakah pandemi ini menyurut semangat dan tekad bagi para pelaku umkm?. Pasti tidak, salah satunya yakni memanfaatkan sumber daya alam seperti bambu yang di jadikan sebagai sedotan, selain sebagai salah satu kreasi juga untuk membantu program pemerintah yakni zero waste. Atau pengurangan sampah plastik yang telah di programkan oleh gubernur NTB.
Pemanfaatan SDA seperti bambu, seperti dalam postingan akun dinas perdagangan provinsi NTB menjelaskan beberapa produk bambu yang di hasilkan oleh UD. BAMBU RINJANI antara lain adalah tempat tisuue, kotak souvenir dan tentu produk unggulnya adalah sedotan bambu. Sedotan bambu ini telah di ekspor ke 15 negara Uni Eropa di antaranya ialah Finlandia, Belanda, Belgia, Denmark melalui gumi bamboo 2018 sebanyak 10.000 pcs dalam satu bulan. Namun karna pandemi ekport tersebut terhenti.
Seperti yang telah di jelaskan dalam media pada 22/6/2018, 10.00 WIB https://katadata.co.id/ariemega/infografik/5e9a55e63009d/sedotan-plastik-mengancam-bumi, hampir 93,3 penggunaan sampah plastik per hari. Maka sedotan bambu ini perannya sangat baik, pengurangan sampah plastik untuk melindungi suatu kearifan lokal dari daerah itu sendiri tetap terjaga dari pencemaran limbah dan terjaga dari banjir.
Namun apa yang mendasari sehingga penawaran lebih tinggi daripada permintaan terhadap bambu strow atau sedotan bambu ini?.
Dalam teori permintaan semakin tinggi volume penawaran maka harga suatu barang makin rendah begitu juga sebaliknya semakin tinggi volume permintaan maka harga suatu barang makin tinggi. Di saat volume penawaran makin tinggi di era pandemi apakah seorang produsen akan peduli?. Jelas harus peduli sebab ada sesuatu yang harus tetap ia jalankan seperti usahanya, sehingga mereka akan memutar otaknya bagaimana cara hingga balance atau sedikit tidak 5/7% dari pendapatan seperti biasanya.
Sedotan bambu ini memang jarang orang lokal yang melihat. Namun, di balik tren ekonomi yang negatif, situasi pandemi ternyata justru ikut meningkatkan jumlah transaksi online. Menurut Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kominfo, jumlah transaksi online di masa pandemi mengalami peningkatan hingga 400%. Ini termasuk gaya hidup yang trend sebab berbelanja dari rumah suatu aktivitas yang banyak di lakukan pada era globalisasi ini.
Untuk Mendongkrak Penjualan bahwa ada beberapa tips untuk menggunakan digital marketing hingga kita sukses dalam globalisasi di kutip dari media. https://m.mediaindonesia.com/opini/350473/menggadang-umkm-mendongkrak-ekonomi pada tanggal 06 October 2020, 03:10 WIB
Harapannya, UMKM ini harus terus di dorong oleh dan di latih sebab umkm seperti kerajinan ini suatu bentuk kearifan lokal yang kita pasarkan, seni dari orang-orang yang mempunyai bakat.
Melalui study case ini semoga bambu straw bisa semakin meningkatnya dari jual hingga program zero waste juga terbantu hingga nama daerah dan orang yang mempunyai bakat terpendam bisa cepat di ketahui dan di berikan bantuan Kamaruddin selaku penulis.
Penulis : Kamarudin