Semarang, FMI – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melakukan aksi refleksi kemerdekaan di depan gerbang kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Rabu (18/8/21)
Terlihat dalam aksi yang dilakukan tersebut, masa aksi membawa banner besar bertuliskan “Merdeka Dari Pandemi Dan Tirani” dan juga poster-poster yang sebagian besar berisi tentang tuntutan mereka kepada Pemerintah.
Orator aksi menyampaikan, meskipun Republik Indonesia sudah 76 tahun merdeka, namun rakyat Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Pasalnya, kekayaan alam dijarah dan dikuasai oleh para korporat.
“Perampasan tanah dan perusakan lingkungan terus dilestarikan. Kelas buruh dihisap lewat politik upah murah, kaum tani dan masyarakat adat diberangus. Kaum mahasiswa menderita akibat komersialisasi pendidikan, kaum perempuan ditindas akan seksisme. Bahkan rentan mengalami kekerasan seksual dan lebih parahnya dikeluarkannya RUU P-KS dari daftar prioritas program legislasi nasional (Prolegnas),” ujar salah satu Orator aksi tersebut
Selama aksi berlangsung, massa aksi juga membagikan sembako dan selebaran propaganda terkait kondisi negara yang tak lagi waras. Sehingga, aksi ini selain berkontribusi secara langsung terhadap masyarakat, tetapi juga untuk memberi alaram terhadap Negara.
Upaya tersebut dilakukan untuk memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat agar dapat memahami, bahwasanya apapun yang eksis ataupun fenomena-fenomena sosial politik dalam kehidupan masyarakat merupakan buah dari kebijakan pemerintah.
Di akhir aksi, PMII Komisariat UIN Walisongo membacakan press release dan pernyataan sikap. Diantaranya, kebijakan PPKM bias demokrasi, atasi pandemi dengan penerapan UU Kekarantinaan.
Selain itu, wujudkan pendidikan gratis di tengah pandemi dan penuhi hak tenaga pendidik, hentikan pengrusakan lingkungan dan perampasan ruang hidup dan penuhi hak kebutuhan pokok masyarakat. (*)