Puluhan Tahun Bersengketa, Akhirnya Wisata Otak Kokoq Joben Menuai Hasil Manis

Lombok Timur, FMI – Direktur Jenderal KSDAE Kementrian LHK, Ir. Wiratno, M.Sc, dan Bupati Kabupaten Lombok Timur, Drs. H. M. Sukiman Azmy, M.M., menandatangani nota kesepahaman pengelolaan destinasi wisata Otak Kokoq Joben dan revitalisasi Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) bertempat di area Wisata Otak Kokoq Joben, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur, Selasa (23/2/21)

Nota kesepahaman tersebut, bertujuan sebagai solusi dalam penyelesaian permasalahan timpang tindih pengelolaan destinasi wisata Otak Kokoq Joben dan sebagai resolusi konflik atas permasalahan tersebut.

Dalam sambutannya, Bupati Lotim, H. M. Sukiman Azmy menyampaikan, dengan adanya kolaborasi antara Pemkab Lotim bersama pihak TNGR yang direstui oleh Dirjen KSDAE merupakan solusi yang manis, upaya pemkab lotim meraih PAD yang sebesar-besarnya dan juga tidak mengurangi hak-hak TNGR untuk memelihara kelestarian alam ini.

“Sengketa yang telah puluhan tahun menjadi permasalahan, kini terselesaikan dengan kesepakatan bersama-sama untuk mengelolanya,” ujar Bupati Lotim

Sementara itu, Dirjen KSDAE Kementerian LHK, Ir. Wiratno, M.Sc, menyampaikan bahwa, tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mengerjakan segala sesuatu itu dengan ikhlas dan dengan hati nurani.

Hutan Indonesia itu memiliki Interaksi sosial ekonomi, politik, culture dan gejala alam, lanjut Wiranto, sehingga sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mengembangkan kemitraan konservasi dengan sebaik-baiknya, dan dengan penuh rasa tanggungjawab.

Selain itu, Wakil Gubernur NTB, Hj. Rohmi Jalilah, mengaku terharu dan bahagia dengan kesepakatan tersebut, karena akan berdampak luar biasa. Selama puluhan tahun pengelolaan kawasan tersebut mangkrak karena belum terbangunnya komunikasi yang baik.

Lebih lanjut, ia menegaskan, dalam masa jabatan lima tahun sebagai kepala daerah, apabila tidak dapat melakukan intervensi untuk kepentingan masyarakat tentu akan terasa berat. Jadi, walaupun harus mengalah, kalau untuk kepentingan masyarakat tidak masalah.

“Mari jaga dan lestarikan lingkungan dan hutan sebagai warisan yang baik untuk anak cucu,” pintanya

Redaksi-FMI