LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Menjadi seorang aktivis dan pemerhati Buruh Migran tentu tidak mudah, karena sering kali menghadapi tantangan dan risiko. Bahkan mendapatkan intimidasi dan ancaman, baik secara verbal maupun psikis dari oknum yang memback up calo atau sponsor maupun Perusahaan.
Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah SWT, menjadi aktivis pemerhati Buruh Migran memberikan pengalaman yang sangat berharga.
Menjadi bagian dari keluarga besar Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) adalah suatu kebanggaan. Apalagi dipercayakan sebagai pengurus DPW SBMI NTB hingga saat ini.
Tentunya, sebagai pengurus DPW SBMI NTB, saya memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Kepercayaan tersebut merupakan amanah yang harus dijaga dan dipertahankan agar SBMI tetap konsisten menjadi wadah perjuangan dan garda terdepan untuk menyuarakan nasib buruh migran dan anggota keluarganya agar hidup lebih baik dan lebih dimanusiakan.
SBMI sudah banyak memberikan semangat dan memberikan energi positif, selain ilmu pengetahuan dan pengalaman. Saya juga aktif di organisasi pendidikan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia berdampak langsung terhadap para Buruh Migran. Banyak yang tengah mengadu nasib di luar negeri terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga terpaksa kembali pulang ke Indonesia.
Kepada para Buruh Migran saya berharap agar tetap bersemangat, sehingga ketika pulang ke kampung halaman dapat membuka lapangan kerja berdasarkan pengalaman kerja dan keterampilan (skill) yang didapat di luar negeri dengan melihat peluang di sekitar daerahnya masing-masing,
Seperti pengalaman saya pribadi, sepulang dari luar negeri sebagai Buruh Migran, saya langsung membuka usaha di bidang pertanian dan perkebunan mulai tahun 1998 dan pada tahun 2006 mendirikan lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang terus berkembang hingga kini hingga mampu mempekerjakan warga sekitar.
Lembaga PKBM yang saya dirikan juga dapat membantu Calon Buruh Migran dan masyarakat umum untuk mengikuti pendidikan penyetaraan Paket A setara SD, paket B setara SLTP dan Paket C setara SLTA dan telah memiliki tenaga pengajar lulusan S1 dan S2.
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi global dan banyak perusahaan yang bangkrut, sehingga banyak BMI yang terkena PHK dan harus pulang ke Tanah Air.
Oleh karena itu, kita yang awalnya sebagai pencari kerja, sekarang harus menjadi pencipta lapangan kerja. Memang sangat berat, tetapi jika ada kemauan pasti bisa, karena untuk menjadi orang sukses dan bahagia, pastikan hambatan tidak menjadi batasan. Kata orang bijak, ambillah risiko yang lebih besar dari apa yang dipikirkan orang lain. Berilah perhatian lebih dari apa yang orang lain pikir bijak. Bermimpilah lebih dari apa yang orang lain pikir masuk akal.
Di momentum Ulang Tahun ke-19 SBMi ini, saya mengajak semua purna BMI untuk bangkit pada saat sulit. Kita bisa menang melawan Covid-19. Kita bangun usaha agar kita bisa menjadi pengusaha yang bermanfaat. InsyaAllah, Allah akan bukakan pintu bagi hambanya yang tidak berputus asa.
Penulis : Usman S.Pd (Ketua SBMI NTB)