PENDIDIKAN di Lombok Timur menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pemerataan dan peningkatan kualitas. Ketimpangan akses antara daerah perkotaan dan pedesaan masih terjadi, sementara kualitas pembelajaran belum sepenuhnya optimal. Keterbatasan infrastruktur, minimnya fasilitas, serta kurangnya pelatihan bagi tenaga pendidik semakin memperlebar kesenjangan ini. Sementara itu, perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi yang pesat menuntut sistem pendidikan yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Berdasarkan data per Januari 2025, Kabupaten Lombok Timur memiliki 3.364 satuan pendidikan aktif yang tersebar di berbagai jenjang. Untuk pendidikan anak usia dini, terdapat 473 Kelompok Bermain (KB) dan 773 Taman Kanak-Kanak (TK) atau sederajat, serta 2 Tempat Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan 51 Satuan PAUD Sejenis (SPS). Di jenjang pendidikan dasar, terdapat 1.027 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat serta 552 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat. Sementara itu, pendidikan menengah terdiri dari 261 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 101 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain itu, 8 Sekolah Luar Biasa (SLB) melayani peserta didik berkebutuhan khusus, serta terdapat 116 satuan pendidikan nonformal di bawah pendidikan masyarakat (DIKMAS) (Kemdikbud, 2025).
Dari segi jumlah dan sebaran, data ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah berupaya menghadirkan akses pendidikan yang luas bagi masyarakat. Namun, pertanyaannya adalah apakah kualitas pendidikan sudah sejalan dengan jumlah satuan pendidikan yang tersedia. Kenyataannya, masih banyak sekolah dengan fasilitas yang minim, kurikulum yang kurang kontekstual, serta tenaga pendidik yang belum mendapatkan pelatihan berkelanjutan.
Pendidikan yang hanya berorientasi pada akademik tanpa memperhatikan keterampilan praktis juga menjadi tantangan tersendiri dalam menyiapkan generasi yang siap bersaing di dunia kerja.
Menyadari tantangan ini, reorientasi pendidikan di Lombok Timur menjadi sebuah keharusan. Pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada penambahan jumlah sekolah, tetapi juga harus memastikan standar pelayanan yang berkualitas. Penerapan Delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) menjadi langkah strategis dalam menjamin mutu pendidikan yang lebih baik. Standar ini mencakup kompetensi lulusan, kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta pembiayaan. Dengan implementasi standar ini secara konsisten, pendidikan di Lombok Timur dapat menjadi lebih inklusif, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Sebagai langkah nyata, pendidikan di Lombok Timur perlu diarahkan agar lebih selaras dengan potensi dan tantangan daerah. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah menyesuaikan kurikulum dengan sektor unggulan daerah seperti pertanian, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Selain itu, pendidikan juga harus lebih menekankan penguatan karakter, kreativitas, dan keterampilan lunak (soft skills) agar peserta didik tidak hanya unggul dalam akademik tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan inovasi.
Di era digital, pemanfaatan teknologi juga harus menjadi prioritas. Digitalisasi pendidikan dapat membuka akses pembelajaran yang lebih luas, terutama bagi siswa di daerah terpencil. Pengembangan kurikulum berbasis digital dan pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan akses pendidikan.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui kepemimpinan bupati dan wakil bupati terpilih telah mencanangkan visi dan misi SMART (sejahtera, maju, aman, religious dan transparan), untuk pembangunan daerah, upayan dalam menterjemahkan visi SMART ini kedalam sektor pendidikan, adalah melalui pendidikan yang; pertama; Sustainable Development: Mewujudkan pembangunan pendidikan yang berkelanjutan dengan pemerataan akses dan peningkatan kualitas. Kedua, Modernization: Memodernisasi sistem pembelajaran melalui teknologi dan digitalisasi. Ketiga; Adaptive: Mengembangkan pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan daerah; ketiga, Responsive; Menyusun kebijakan pendidikan yang berbasis riset dan inovasi, serta responsif terhadap tantangan pendidikan; kelima,Transformative; Melakukan transformasi pendidikan yang lebih inklusif, inovatif, dan berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk mewujudkan visi SMART ini, beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan adalah revitalisasi kurikulum, peningkatan kompetensi guru, pembangunan infrastruktur pendidikan, serta kolaborasi dengan dunia usaha dan industri. Kurikulum harus lebih kontekstual dan mengakomodasi kebutuhan pasar kerja serta potensi daerah. Pelatihan bagi guru harus diperkuat dengan pendekatan berbasis teknologi dan inovasi pendidikan.
Infrastruktur pendidikan harus diperbaiki, terutama di daerah yang masih kekurangan fasilitas. Sementara itu, kolaborasi dengan dunia usaha dan industri sangat penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung kesiapan kerja bagi lulusan.
Reorientasi pendidikan di Lombok Timur merupakan langkah krusial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan dan karakter yang kuat. Perubahan ini harus mencakup kurikulum yang lebih relevan, tenaga pendidik yang lebih kompeten, serta infrastruktur pendidikan yang lebih merata.
Untuk itu Lombok Timur perlu Mempercepat reformasi kurikulum agar lebih kontekstual dengan kebutuhan daerah. Serta Memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran guna meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Dan yang terakhir adalah perlunya Menguatkan kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan dunia usaha untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih adaptif dan berdaya saing. Oleh karena itu perlu strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, agar pendidikan di kabupaten Lombok Timur dapat berkembang menjadi lebih inklusif, inovatif, dan mampu mencetak generasi yang siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.***
Penulis: Dr. Karomi, S.Pd., M.Pd
(Direktur Utama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Gunung Rinjani.