Kegiatan

Sekda Lombok Timur Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dengan Kemendagri

×

Sekda Lombok Timur Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi dengan Kemendagri

Share this article

LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Seluruh pimpinan daerah di Indonesia, termasuk kabupaten Lombok Timur mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah dengan kementerian dalam negeri (Kemendagri) Tito Karnavian, yang berlangsung secara virtual, Senin kemarin.

Bupati Lombok Timur, H. M. Sukiman Azmy pada rapat koordinasi tersebut, diwakili sekertaris daerah, H. M. Juaini Taufik bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) mengikuti kegiatan tersebut dari Ruang Rapat Bupati.

Mendagri Tito Karnavian mengakui bahwa Inflasi mengalami penurunan 0,11 persen, dimana pada bulan Oktober berada di angka 5,71 persen. Dibandingkan September berada di angka 5,95 persen. Karena angka tersebut, kata Tito Karnavian, menempatkan inflasi Indonesia di posisi ke-139 dari 186 negara di dunia. “Penurunan tersebut disebabkan deflasi di subsektor bahan makanan dan minuman,” katanya.

Bahkan menurut Mendagri, penurunan inflasi tersebut diyakini bukan hanya berkat intervensi pemerintah pusat, melainkan juga buah kerja pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Karena itu, Tito Karnavian berharap kerjasama pemerintah Pusat dan daerah yang telah dilakukan dapat dilanjutkan dan ditingkatkan untuk menjaga agar harga-harga barang dan jasa terkendali sehingga tidak mengganggu perekonomian masyarakat yang akan berdampak terhadap ketidakstabilan.

Menteri Tito juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,7 persen dari sebelumnya 5,4 persen. Sehingga berdasarkan kemampuan daya beli, Indonesia berada di posisi ke-7 dengan angka USD 4,02 triliun.

Mendagri juga mengingatkan daerah untuk meningkatkan realisasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), baik belanja maupun pendapatan. Di sisa tahun diharapkan daerah melakukan percepatan terkait hal itu.

Selain diisi pemaparan direktur statistik harga badan pusat statistik (BPS), rakor tersebut diisi pula berbagi pengalaman Kabupaten dan kota dengan angka inflasi terendah yaitu Maluku Utara, Kota Ternate, dan Sumba Timur. Bahkan kabupaten dan kota yang mengalami inflasi tertinggi juga menyampaikan kendala yang dihadapi dalam upaya pengendalian inflasi.

Jika sebelumnya dua kabupaten mengalami deflasi pada September, maka pada Oktober terdapat 61 kabupaten dan kota. Cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai rawit adalah komoditas yang menyumbang deflasi pada Oktober. Sedangkan beras, tempe, dan tahu masih merupakan komoditas yang menyumbang inflasi.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *