
LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Rotasi (Pergeseran, red) jabatan H. Mori Hanafi dari wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sorotan publik.
Bahkan banyak pengamat politik menyebut, pergeseran H. Mori Hanafi dari jabatan Wakil Ketua DPRD NTB dapat berdampak terhadap menurunnya perolehan suara Partai Gerindra di NTB terutama di pulau Sumbawa.
Menanggapi hal itu, Sekjen Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra NTB, Ali Al-Khairi menegaskan, pergantian kepemimpinan atau jabatan atau posisi dalam struktur politik hal yang biasa. Bahkan seorang Menteri, kepala pengadilan tinggi, Kejaksaan agung di resuffel. Karena menurutnya, jabatan adalah amanah.
“Itu tidak boleh di sertifikat menjadi milik seseorang, Partai Gerindra tentu memiliki pertimbangan tersendiri yang sudah di kalkulasi secara Arif, bijaksana dan matang terkait soal pergantian saudara Mori ke saudara Karim,” tukasnya kepada wartawan, Minggu (24/4)
Lebih lanjut dia mengatakan, DPD Partai Gerindra NTB tentu memberikan apresiasi kepada pak Mori, karena selama ini sudah memberikan dedikasi terbaik bagi partai Gerindra dan rakyat di Nusa Tenggara Barat.
“Peran pak Mori di partai Gerindra tetap penting dan strategis meski tidak jadi wakil ketua DPRD Provinsi NTB,” tukasnya
Kepada media ini, Ali Al-Khairi menuturkan hasil pengamatannya terkait pergantian jabatan wakil ketua DPRD NTB dari Mori ke Parid. Di mana menurut dia, oleh sebagian orang pergantian ini justru didorong menjadi isu-isu yang jauh lebih berbahaya, yaitu isu tentang rasisme.
“Menurut saya sudah berlebihan dan sudah melampaui batas, karena pergantian pak Mori ke saudara Parid itu semata-mata urusan internal Partai Gerindra dengan pertimbangan-pertimbangan dan kalkulasi yang matang dan bijaksana,” tegasnya
Karena itu, orang nomor dua di DPD Partai Gerindra NTB ini berharap pergantian posisi tersebut tidak dipolemikkan apalagi dibawa kepada isu-isu rasisme yang jauh lebih berbahaya.
“Jangan mengoyak ke-NTB-an kita yang sudah bersatu padu dalam semangat kebersamaan, dengan isu-isu rasisme yang sangat terbelakang dan tidak beradab seperti itu,” tukasnya
Masih kata dia, maknai saja ini suatu proses yang wajar, suatu proses yang biasa dalam suatu organisasi politik, dan tentu Gerindra tetap berkomitmen untuk memberikan pengabdian terbaik bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat dan juga kepada masyarakat di pulau Sumbawa.
Di akhir penyampaiannya, Ali Al-Khairi membeberkan keinginan Partai Gerindra yang akan mendorong kader-kader muda yang masih pres, untuk menjadi bagian penting dalam perubahan roda kemajuan peradaban ini. (FMI)