Kegiatan

Sinergisitas Hati dan Otak Bagi Seorang Pemimpin

×

Sinergisitas Hati dan Otak Bagi Seorang Pemimpin

Share this article


Oleh : Dr. H. M. Hamidi, M.Pd (Alumni HMI Merdeka Malang)

Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung-jawabannya. Seorang imam adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung-jawabannya.

Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggung-jawabannya. Sedangkan, seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggung-jawabannya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia juga akan dimintai pertanggung-jawabannya.

“Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung-jawabannya,” (HR. Bukhari)

Dua unsur penting dalam diri seseorang sebagai senjata ampuh dalam memimpin adalah hati dan otak. Jika kedua organ tersebut digunakan, maka seseorang akan diingat dan dirindu sepanjang masa oleh orang yang dipimpinnya.

Hati adalah lokomotif utama yang sangat menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Baik buruknya seseorang ditentukan oleh hati yang ada pada dirinya. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW yang mengatakan, bahwa dalam diri seseorang terdapat segumpal daging, yang apabila daging itu baik maka orang itu menjadi baik. Sebaliknya, jika daging itu jelek maka orang itu menjadi jelek. Dan tahukah kalian apa itu? Daging itu adalah hati.

Karena, hati adalah kunci dari keberhasilan dalam memimpin. Untuk itu perlu kita pahami ciri ciri dari seorang pemimpin yang memimpin dengan hati antara lain:

Pertama adalah seorang pemimpin harus dapat menginspirasi bawahannya agar dapat memunculkan ide dan gagasan untuk memajukan perusahaan atau lembaga tempat bekerja.

Kedua, seorang pemimpin adalah motivator yang terus memberikan dorongan bagi bawahannya baik secara moral maupun material sesuai dengan fungsi dan kapasitas masing-masing.

Ketiga, seorang pemimpin adalah pelayan yang mampu memberikan pelayanan dengan sebaik baiknya kepada masyarakat dengan memelihara niat sedari awal semata-mata karena Allah SWT yang memberikan amanat, sehingga dipercaya oleh bawahannya untuk menjadi pemimpinnya.

Keempat, ciri yang dimiliki oleh seseorang yang memimpin dengan hati adalah harus mampu menjadi pelatih bagi bawahannya. Sehingga, keterampilan dari yang bawahanya terus meningkat yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan mereka.

Kelima, seorang pemimpin dapat menempatkan bawahannya sesuai dengan kapasitas dan keahliannya dalam rangka menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Dengan kata lain pemimpin adalah seoarang empowering atau mampu memberdayakan segala potensi yang dimilikinya.

Sedangkan, otak merupakan sumber utama yang dapat menghasilkan ide dan pemikiran dari setiap individu.

Dalam otak terdapat akal dan pemikiran. Akal berfungsi untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang sesuai dengan ajaran agama dan mana yang bertentangan dengan ajaran agama ataupun aturan lainya yang telah ditetap oleh pemrintah.

Sedangkan, pemikiran lahir dari niat yang telah ada dalam hati seseorang yang dapat merubah peradaban dunia. Karena, pemikiran dapat menghasil perkataan yang diikuti oleh perbuatan yang dapat membuat kebiasaan sebagai karakter seseorang.

Oleh karena itu, sebagai pemimpin pada level masing-masing harus mampu mendayagunakan hati dan pikiran sebagai alat utama dalam menjalankan amanat sebagai khalifah dimuka bumi.

Seperti hadist diatas, bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawabannya kelak. Untuk itu, dalam menjalankan tugas masing masing kita perlu belajar membiasakan diri dengan lima hal yaitu:

Pertama, membuat perencanaan dalam setiap aktivitas yang akan dijalankan.

Kedua, mengorganisir segala hal yang berkaitan dengan rencana yang telah disepakati sesuai dengan prioritas.

Ketiga, mengaktualisasikan dengan kerja nyata pada masing-masing tingkatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

Keempat, melakukan pengontrolan terhadap aktivitas masing-masing personil sebagai bahan evaluasi untuk merencanakan aktivitas berikutnya. Sekaligus, sebagai upaya perbaikan kinerja masing-masing.

Kelima, melakukan evaluasi menyeluruh secara berkala untuk memastikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, agar bisa menjadi pemimpin yang selalu di ingat dan dirindu sepanjang masa oleh yang dipimpinnya. Kita harus bisa mensinergikan hati dan otak kita dalam menjalankan perusahaan atau lembaga lainnya dengan menciptakan prinsip Bekerjasama & Bekerja Bersama-sama.

Redaksi-FMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *