LOMBOK TIMUR | FMI – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur, Muhammad Yusri, mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) agar segera mengevaluasi laporan dugaan pelayanan tidak profesional di RSUD R. Soedjono Selong. Ia menyampaikan permintaan ini setelah menanggapi pengaduan masyarakat yang viral melalui surat terbuka.
Keluarga pasien telah mengirimkan surat pengaduan kepada Bupati Lombok Timur, Direktur RSUD, dan dokter penangan pasien, Dinas Kesehatan, DPRD dan Ombudsman.
“Dinkes harus segera mengevaluasi laporan ini dan memperbaiki sistem pelayanan pasien,” tegas Yusri pada Rabu, 4 Juni 2025. Ia juga menekankan pentingnya sikap ramah dari tenaga kesehatan demi mendukung pelayanan yang optimal.
Selain itu, ia meminta Dinkes mempertemukan direktur RSUD, dokter terkait, dan keluarga pasien untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
“Jika pengaduan terbukti benar, Dinkes wajib segera memperbaiki sistem pelayanan,” tegas politisi Gerindra ini.
Yusri mengapresiasi keberanian keluarga pasien yang melaporkan kejadian ini. “Kita perlu menghargai laporan ini dan menjadikannya bahan evaluasi perbaikan layanan,” ujarnya.
Namun, ia menyayangkan insiden ini terjadi justru ketika RSUD sedang berupaya meningkatkan kualitas layanan. “Kami akan meminta penjelasan lengkap dari pihak rumah sakit,” tambahnya.
Lebih jauh, Yusri mendesak Pemerintah Daerah, khususnya Bupati H. Haerul Warisin dan Wakil Bupati HM Edwin Hadiwijaya, untuk memastikan kebijakan layanan kesehatan yang merata dan berkualitas.
Ia menegaskan bahwa pemenuhan hak kesehatan masyarakat, terutama warga kurang mampu, harus sesuai dengan visi Lotim SMART. “Kami mendorong implementasi kebijakan nyata dan koordinasi intensif guna mewujudkan layanan kesehatan bermutu,”tegas Yusri.
Ia juga menambahkan bahwa Dinkes harus memastikan evaluasi kinerja RSUD benar-benar menjamin kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Sebelumnya, seorang Akademisi Universitas Hamzanwadi (UNHAM), Dr. Muhammad Ali, M.Si mengaku mengalami dan melihat langsung wajah pelayanan publik yang sangat mengecewakan di RSUD dr. R. Soedjono Selong.
Kronologi kejadian bermula ketika ia mengantarkan anaknya ke RSUD Selong pada Senin (2/6/2025) untuk pemeriksaan kesehatan persyaratan magang luar negeri. Hasil laboratorium menunjukkan reaktif Hepatitis B, sesuai diagnosis sebelumnya di Mataram.
Ketegangan muncul saat Ali meminta penjelasan lebih rinci kepada dr. Karsito, Sp.PD. “Dokter berbicara dengan nada tinggi, ‘Tidak ada obatnya dan tidak bisa diobati,’ sambil bersikap tidak profesional,” ungkap Ali.
Ia melanjutkan, dokter kemudian berdiri dengan gestur mengintimidasi. “Saat kami keluar ruangan, terdengar suara benda terbanting. Kami merasa terkejut, bingung, dan terhina,” tutur Ali menceritakan pengalamannya.***