Oleh : Tria Nurmaratin
Ilmuan telah menemukan medan magnet bumi masuk dalam tahap pelemahan diantara benua Afrika dan Amerika Selatan. Keberadaan medan magnet, walaupun tidak nampak secara kasat mata, tetapi sangat membantu dalam keberlangsungan hidup di Bumi. Medan magnet ini berperan penting dalam melindungi dari radiasi kosmik dan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh sinar Matahari. Selain itu, medan magnet juga berfungsi sebagai penentu arah jarum kompas.
Selama ini, kita memang mengenal adanya dua kutub magnet bumi, Utara dan Selatan. Posisinya pun tidak pernah berubah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika magnet bumi mengalami pembalikan seiring berjalannya waktu. Bahkan penelitian-penelitian terbaru menunjukkan adanya pembalikan pada kedua kutub ini.
Dikutip dari Jurnal Presisi, para peneliti berspekulasi, bahwa pelemahan medan magnet tersebut adalah tanda bahwa bumi sedang menuju pembalikan kutub. Yaitu, ketika kutub utara dan selatan berpindah tempat. Fenomena ini terakhir kali terjadi pada 780.000 tahun yang lalu.
Selama 200 tahun terakhir, sekitar 9% kekuatan pada rata-rata global telah hilang dari medan magnet. Sebuah wilayah besar dengan intensitas magnet yang berkurang telah berkembang antara Afrika dan Amerika Selatan dan dikenal sebagai Anomali Atlantik Selatan.
Sejak tahun 1970 hingga 2020, kekuatan bidang minimum di daerah ini telah menurun dari sekitar 24.000 nanoteslas menjadi 22.000 nanoteslas. Sementara, pada saat yang sama area anomali telah tumbuh dan bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 20 km per tahun.
Selama enam tahun terakhir, pusat intensitas minimum kedua telah muncul di barat daya Afrika yang mana menunjukkan, bahwa Anomali Atlantik Selatan dapat terpecah menjadi dua sel terpisah.
Baru-baru ini para ilmuan berhasil mengungkap fakta adanya perpindahan kutub utara magnet bumi dari Kanada ke Rusia. Apakah hal ini berbahaya?
Hipotesa awal terkait perpindahan kutub utara medan magnet bumi dari Kanada ke Rusia ini memaparkan, bahwa hal tersebut terjadi karena adanya dua gumpalan raksasa yang saling tarik menarik di dalam tanah. Tidak diketahui secara jelas gumpalan apa yang berada dibawah permukaan kedua Negara ini. Tarik menarik yang berlangsung sengit antara kedua gumpalan ini diprediksi terjadi pada perbatasan inti mantel bumi.
Dua gumpalan raksasa ini disebut mengaliri magnet negatif dibawah permukaan Kanada dan Rusia. Setelah terjadi tarik menarik yang cukup menegangkan, akhirnya kedua gumpalan raksasa ini menemukan pemenangnya.
Rupanya gumpalan raksasa yang berada dibawah permukaan Kanada melemah, sehingga membuat kutub utara medan magnet bumi berpindah ke Rusia mengingat kuatnya gumpalan raksasa dibawah Rusia.
Mengutip dari Live Science, ketua penelitian ini, Phil Livermore dari Universitas Leeds Inggris, fenomena perpindahan kutub utara medan magnet bumi ini adalah hal yang sangat jaran sekali terjadi.
Seperti yang kita ketahui, kutub utara medan magnet bumi memiliki pengaruh cukup besar pada penunjuk kompas. Selama ini, kutub utara medan magnet Bumi berada di Kanada.
Kutub utara medan magnet Bumi biasanya berpindah-pindah. Namun, tidak pernah menyimpang jauh hingga tahun 1990 sampai 2005 saat mendadak kutub utara medan magnet Bumi berpindah sebanyak 37 mil atau setara dengan 60 kilometer.
Awalnya tidak diketahui secara jelas penyebab kutub utara medan magnet Bumi berpindah, hingga kemudian ditemukan dua gumpalan raksasa ini. Analisa para ilmuan lalu menyebutkan bahwa dua gumpalan raksasa tersebut memiliki pengaruh akan hal ini.
Saat kutub utara berpindah dari Kanada ke Rusia, satu hal yang dapat dipastikan yaitu gumpalan raksasa di Rusia jauh lebih besar daripada gumpalan yang berada di bawah permukaan Kanada.
Namun, para ilmuan percaya bahwa fenomena perpindahan kutub utara medan magnet bumi dari Kanada ke Rusia ini akan kembali seperti semula dan diharapkan tidak mempengaruhi apapun nantinya.
Redaksi-FMI