Lombok Timur, FMI – Beberapa hari ini sedang gembar-gembornya diberitakan baik di media cetak maupun online tentang keinginan sebagian Fraksi atau anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menggunakan hak interpelasinya.
Hal itu kemudian menjadi sorotan berbagai kalangan, tidak terkecuali Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ALARM NTB, LK2T, KARSA NTB dan GERAM-A NTB. Rabu (27/01/21).
Ketua ALARM NTB, Arsa Ali Umar, menyampaikan bahwa secara Hukum penggunaan hak interpelasi dimiliki oleh DPRD NTB itu hal wajar jika ingin diajukan ke Gubernur.
“Yang ingin diajukan oleh kawan-kawan DPRD Provinsi NTB kepada Gubernur NTB itu hak yang sah secara hukum,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan adanya anggapan lambatnya pembangunan di NTB, gagalnya Gubernur NTB menjadikan NTB GEMILANG dan persoalan-persoalan yang dianggap sebagai kegagalan dari kepemimpinan Gubernur. Ini juga memberikan ruang kewajaran bagi sebagian kawan-kawan DPRD untuk menggunakan hak interpelasinya.
“Wajar hak interpelasi digunakan. Karena, banyaknya persoalan yang dianggap sebagai kegagalan dari pemerintahan Zul-Rohmi,” tegasnya.
Dengan tegas, Arsa panggilan akrab pimpinan ALARM NTB itu bersikap dengan sepenuh hati mendukung DPRD NTB menggunakan hak interpelasinya.
“ALARM NTB, LK2T, KARSA NTB dan GERAM-A NTB mendukung sebagian kawan-kawan DPRD menggunakan hak interplesainya kepada Gubernur NTB,” tegasnya.
Untuk diketahui, penggunaan hak interpelasi merupakan bagian dari fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat yang di atur dalam UUD 1945 Amandemen II Pasal 20 A Ayat 2.
FMI-001
