Lombok Timur, FMI – Rektor Universitas Gunung Rinjani, H.M.Ali Bin Dahlan, menyikapi secara tegas soal informasi terkait kelangkaan pupuk dimasa tanam tahun ini sehingga masyarakat tani mengeluhkan soal kelangkaan tersebut.
“Permasalahan yang klasik tidak pernah selesai sepanjang tahun, hal tersebut merupakan kegagalan pemerintah membangun di sektor pertanian. Apalagi kalau harga pupuk dinaikkan,” ungkap H.M. Ali Bin Dahlan selaku Rektor Universitas Gunung Rinjani. Kamis (28/01/21)
Harapan para petani yang tambah jauh, mengingat pendapatan petani dan nilai tukar petani yang semakin jauh untuk menikmati keuntungannya.
“Apalagi jika harga pupuk dinaikkan, tambah jauh harapan meningkatkan pendapatan petani, nilai tukar petani semakin jauh dengan margin keuntungannya. Dan jumlah petani di desa semakin miskin, terutama buruh tani,” terang mantan Bupati Lombok Timur tersebut.
Lebih lanjut, Mantan Bupati Lombok Timur itu juga menegaskan, ini merupakan PR pemerintah. Kalau sendainya permasalahan sekecil ini tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah apalagi persoalan yang lebih berat. Karena yang memiliki pabrik pupuk ini adalah pemerintah.
Dirinya juga menjelaskan, kita sebagai masyarakat agraria, jangan sampai memiliki nilai tukar petani yang rendah di nilai jual dengan nilai produksinya.
Terkait dengan swasembada pangan, dirinya menuturkan, swasembeda pangan itu tidak terlalu sulit. Karena, kalau dilihat luasan areal pertanian di Indonesia memadai. Akan tetapi, tingkat produksinya masih kurang memadai.
“Yang terpenting dalam swasembada pangan itu adalah biaya produksi. Lalu, biaya produksi itu lebih tinggi. Bisa jadi petani itu akan berhenti bertani atau mungkin mereka akan mengubah lahan pertaniannya menjadi yang lain seperti tambak, tempat tanam buah-buahan, dll,” ujar mantan Bupati Lombok Timur yang akrab disapa Amaq Asrul itu.
Selain itu, ia juga mengatakan kalau sendainya semua lahan pertanian di rubah menjadi lahan yang lain seperti tambak, tanaman buah-buahan atau komoditas yang lain. Maka, beras kita akan semakin minus.
“Terkait dengan distribusi pupuk subsidi, ini menjadi hal yang baik sekali. Karena, ini menjadi dasar ekonomi Indonesia sebenarnya. Akan tetapi, dampaknya seperti petani kita akan berbenturan dengan tembok tebal. Sementara, petani kita begitu lemah,” harap tokoh yang disapa Amaq Asrul itu saat diwawancari.
Redaksi-FMI