LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Selain itu, malnutrisi ini juga bisa membuat perkembangan kognitif anak terhambat, sehingga menjadikannya bodoh atau memiliki IQ yang lebih rendah
Berdasarkan data Elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), tren angka stunting di Lombok Timur pada tahun 2023 secara keseluruhan, yakni 16,18 persen atau setara 19 ribu anak.
Angka itu, menurut Kepala Dinas DP3AKB Lombok Timur, H Ahmat, lebih rendah dari persentase stunting nasional yang mencapai 21,6 persen.
Kasus stunting di Lombok Timur, kata dia terbanyak di wilayah-wilayah padat penduduk. “Kasus stunting terbanyak di Kecamatan Pringgabaya, Aikmel, dan Masbagik,” ucap Ahmat, Selasa 2 Januari 2024.
Berdasarkan catatan itu, pada tahun 2024 Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen.
Untuk mencapai target itu, pihaknya akan gencar menekan angka stunting dengan memberikan pendampingan pencegahan stunting bagi calon pengantin, ibu hamil, batita, dan pasca bersalin.
“Langkah pencegahan itu berupa edukasi, pemberian makanan pendamping, hingga penerapan pola hidup dan lingkungan yang sehat,” jelasnya.***
Kasus Stunting Lombok Timur Terbanyak di Wilayah Padat Penduduk
