LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Lombok Timur, pasangan Rumaksi – Amrul Jihadi kandas dipertengahan jalan. Padahal sebelumnya kedua sosok itu sangat intens menjalin komunikasi politik.
Bahkan sosok ketua DPW NTB Partai NasDem, Rumaksi dan sosok ketua DPC Demokrat, Amrul Jihadi sudah mulai mem-branding paket Ramah sebagai akronim Rumkasi-Amrul Jihadi.
Namun baru-baru ini, tim Amrul Jihadi melayangkan kecewa atas sikap politik yang diambil Rumaksi, pasalnya, Rumaksi belakangan ini membuat paket ramah (Rumaksi-Sukisman) atau dengan Achmad Sukisman Azmy.
Padahal sebelumnya, Rumaksi menilai Amrul Jihadi merupakan sosok pemuda yang cerdas dan memiliki wawasan mumpuni sebagai pemimpin daerah. Ia secara pribadi telah mendalami pemikiran-pemikiran bakal calon pasangannya tersebut dengan sangat detail. Sebab itu, Rumaksi tidak meragukan kemampuan yang dimiliki Amrul Jihadi.
“Ini contoh politik yang tidak ber etika, mempertontonkan yang tidak elok di saksikan oleh masyarakat. Memang benar kami dari tim atau gerbong nya Amrul jihadi sangat kecewa dengan sikap politik yang seperti itu sebelum nya sudah mantap bersama Amrul jihad, kini tiba-tiba memilih Sukisman dengan sepihak,” kata ketua gerakan anti Rumaksi (ARAK) Heri Karisma pada Senin, 8 Juli 2024.
Ia sesalkan, setelah paket ramah Rumaksi-Sukisman ramai, baru adanya konfirmasi ke pihak Amrul jihadi.
“Setelah ribut-ribut baru konfirmasi, Ini soal etika, dan komitmen yang pernah diucapkan sama Rumaksi. Memang ini politik, ya kalaupun kami sekarang menolak Rumaksi, ini juga bagian dari politik dan sikap politik yang kami ambil. Sah sah saja, Sebenar nya kami akan deklarasikan minggu ini Rumaksi-Amrul Jihadi. Tapi kan beda cerita sekarang,” tambah nya.
Sedangkan tim Rumaksi, Hendrawan Saputra katakan, tidak ada mesti dikecewakan karena dalam politik pleksibel.
“Sebenarnya tidak ada yang perlu di kecewakan, karena dalam politik kan pleksibel, dan hubungan komunikasi kami sama pak Amrul jihadi juga baik-baik saja sampai saat ini dan pak Amrul juga sudah memberikan saran kepada tim nya supaya tidak ada spekulasi liar, karena kalau memang mereka adalah simpatisan dari pak Amrul pasti taat terhadap arahan beliau,” katanya.
Hal tersebut dianggap hal biasa dalam berpolitik dengan mengedepankan komunikasi yang masih terjalin baik.
“Karena pak Amrul juga dalam berpolitik realistis dan perlu kami tegaskan tidak ada yang merasa di kecewakan yang seharusnya, ya tapi kalau ada teman-teman relawan yang kecewa saya rasa itu hal biasa. Namun perlu di ingat sampai detik ini hubungan kami sama beliau sangat baik tetap berkomunikasi seperti biasa,” pungkasnya.***