LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Ratusan massa dari Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) geruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur.
Ratusan guru PAI tingkat TK, SD, SMP itu datang untuk meminta keadilan agar tidak berat sebelah diperlakukan dengan guru umum.
Salah satu guru PAI, Pajrin mengatakan, alasan ratusan guru PAI mendatangi kantor DPRD karena menuntut keadilan agar diperlukan sama.
“Tambahan Gaji-13 dan jatah tahunan 2023 dan 2024 termasuk THR 100 persen tidak diberikan kepada Guru Agama. Sedangkan guru umum diberikan. Kalau gaji kami lancar, tunjangan hari raya dan tunjangan tahun baru yang diterima guru umum malah tidak diberikan kepada guru Agama, Guru P3K menerima total Rp.15.030.000. Guru Umum gol.III/a menerima total Rp.13.600.000. Guru PAI dapat apa? Tidak ada kami dapat,” kata nya saat aksi berlangsung pada Kamis.
Ia katakan, subtansi aksi nya tidak semata-mata tentang uang melainkan rasa keadilan dan tindakan diskriminasi kepada guru agama.
“Substansi tuntutan kami bukan semata-mata tentang uangnya, tapi rasa keadilan dan penzaliman kepada Agama, karena yang menjadi sasaran diskriminasi ini adalah semua guru Agama, baik Islam, Kristen, Hindu dan budha, tidak dibayarkan Tunjangan Profesi Guru (TPG),” katanya.
Ia mengharapkan keadilan dan perlakuan sama sebagai warganegara yang berpancasila, kalau masih ada agama di NKRI, jangan rendahkan Guru Agama dengan perlakuan diskriminasi.
“Sebab Guru Agama bisa juga bikin ribut negara bila sudah kentara Negara mengabaikan Guru Agama. Jangan cuma suruh guru Agama jadi tukang ajarin untuk bertoleransi, jika Guru Agama sendiri jadi korban intoleransi, ini sudah nyata kalau Agama sudah mulai mau dinapikan dinegri ini. Bila tuntutan Guru Agama tidak final hari ini, saya tidak bisa bayangkan, nanti 8.260 orang Guru Agama akan turun unjuk rasa kembali,” tegasnya.**