LOMBOK TIMUR | FMI – Setelah tiga bulan selesai dibangun, Puskesmas Sikur belakangan ini jadi sorotan publik. Bahkan aktivis Mahasiswa Universitas Gunung Rinjani (UGR) meminta kepada Inspektorat Lombok Timur untuk audit proyek tersbut.
Tak hanya Mahasiswa, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur juga turut berkomentar.
Bahkan Komisi IV melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Puskesmas Sikur pada Jumat, 11 April 2025. Dalam sidak tersebut, Komisi IV menemukan sejumlah permasalahan pada bangunan puskesmas.
Anggota Komisi IV DPRD Lombok Timur, Amrullah, menyampaikan bahwa pasangan batu bata pada permukaan talang air beton di Puskesmas Sikur tampak rata antara sisi kiri dan kanan. Kondisi ini menyebabkan air hujan mudah masuk ke dalam bangunan.
“Karena pasangan tembok di talang air itu rata, jika tersumbat, airnya masuk ke dalam. Terbukti plafonnya rusak akibat air hujan,” ujar Amrullah dikutip lokalnews.id
Ia pun meminta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk segera menghubungi pihak kontraktor guna memperbaiki talang air tersebut. Mengingat, kata Amrullah, masih dalam proses pemeliharaan.
“Kami minta pasangan temboknya dinaikkan lagi, kemudian diplester dan diaci kembali,” tambahnya.
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, jika bagian dalam tembok talang air dibuat lebih tinggi, maka saat hujan deras dan saluran tersumbat, air tidak akan masuk ke dalam bangunan, melainkan mengalir keluar.
“Mungkin karena lemahnya pengawasan dan kurang kontrol di lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan kondisi ruangan puskesmas yang kebanjiran akibat plafon ambruk. Menariknya, video tersebut di unggah akun media sosial Facebook Wakil Bupati Lombok Timur, M. Edwin Hadiwija pada Kamis 27 Maret 2025 lalu.
Terhadap kerusakan tersebut, wartawan langsung menghubungi pejabat pembuat komitmen (PPK) Khaerul Munady. Menurutnya, bangunan puskesmas sikur dikerjakan CV Sinar Emas Samudera dan belum dilakukan serah terima pekerjaan.
“Pekerjaan ini belum dilakukan serah terima. Masa pemeliharaan bangunan sampai bulan juni,” katanya baru-baru ini, sembari menegaskan bahwa kerusakan bangunan masih menjadi tanggungjawab rekanan.***