LOMBOK TIMURNews

Sekda Lotim : Laju Pertumbuhan Ekonomi Lotim Menempati Posisi Terbaik Di NTB

×

Sekda Lotim : Laju Pertumbuhan Ekonomi Lotim Menempati Posisi Terbaik Di NTB

Share this article

Lombok Timur, FMI – Daerah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per-26 Februari 2021 lalu menduduki posisi kabupaten dengan kontraksi ekonomi terendah. Data tersebut meliputi kabupaten dan kota yang ada di Nusa Tenggara Barat.

Tentu, kontraksi rendah itu menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi, ungkap Sekda, laju pertumbuhan ekonomi Lotim menempati posisi terbaik dari semua kabupaten dan kota yang ada di NTB.

“Pertumbuhan ekonomi kita yang tertinggi sepanjang 2020 kemarin,” kata Sekda Lombok Timur, HM Juaini Taofik, Selasa (9/3/21).

Rilis ini terungkap dalam rapat koordinasi Pemkab Lombok Timur bersama BPS. Rapat koordinasi ini dilaksanakan guna mengetahui kondisi perkembangan ekonomi Kabupaten Lombok Timur selama pandemi covid-19 dan langkah yang tepat untuk menyikapinya

Sekertaris Daerah, H.M Juaini Taofik menuturkan bahwa, keunggulan dalam sektor pertanian yang dimiliki Lombok Timur menjadi suatu keuntungan. Ini karena sifatnya yang relatif konsisten.

Berbeda dengan sektor pariwisata yang mengalami penurunan cukup signifikan selama pandemi Covid-19. Karena itu, Sekda berharap kedepan sektor pertanian harus terus dimaksimalkan.

Selain sektor pertanian, kata Sekda, Lombok Timur juga diuntungkan dengan adanya pertambangan galian C. Sektor ini disebutnya berkontribusi meningkatkan sektor perdagangan.

Galian C tersebut, tutur sekda, hingga saat ini masih dimanfaatkan oleh pembangunan sektor pariwisata Lombok Tengah. Pemanfaatannya berfokus di kawasan wisata Mandalika.

Lebih lanjut, Sekda menyebut rendahnya kontraksi ekonomi ini tidak lepas dari kemandirian masyarakat. Hal ini dinilai menjadi faktor pendukung luar biasa.

“Ini pantas kita apresiasi,” ucapnya.

Kepala BPS Lombok Timur, Lalu Putradi dalam rilisnya mengatakan, pandemi Covid 19 mempengaruhi ekonomi hampir seluruh dunia. Ekonomi NTB disebutny mengalami kontraksi atau disebut juga pertumbuhan minus sebesar -5,19 persen.

Angka kontraksi ekonomi provinsi tersebut merupakan rata-rata kontraksi ekonomi seluruh kabupaten kota yang ada di NTB. Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat merupakan penyumbang angka kontraksi tertinggi sebanyak masing-masing -7,44 persen dan -7,04 persen.

Kontraksi pertumbuhan ekonomi kabupaten Lombok Timur, kata putradi, hanya -3,10 persen. Kondisi ini merupakan daerah dengan kontraksi ekonomi terendah dari seluruh kabupaten kota di NTB.

Lebih lugas, Putradi menjelaskan, kontraksi ekonomi di Lombok Timur disebabkan menurunnya pertumbuhan di 3 sektor. Dimana tiga sektor ini memiliki kontribusi paling besar dalam perekonomian daerah.

Diantaranya ia menyebutkan, sektor pertanian yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,39 persen, sektor perdagangan sebesar -3,65 persen. Terakhir yakni sektor kontruksi sebesar -14,83 persen.

Sektor pertanian mengalami pertumbuhan minus. Hal ini dikarenakan, beberapa komoditas dominan mengalami penurunan produksi. Padi menurun akibat adanya pergeseran waktu tanam.

“Begitu juga dengan jagung menurun 35 persen, cabe rawit 45 persen dan tembakau virginia 24 persen,” pungkasnya

Putradi menyebutkan, produksi tembakau virginia menurun disebabkan berkurangnya luas lahan dan menurun hampir 50 persen dibandingkan dengan tahun 2019.

Sedangkan untuk sektor perdagangan, kata Putradi, nilai tambah yang muncul dipengaruhi nilai jual yang dihasilkan sektor-sektor lain.

“Sementara itu, sektor konstruksi menurun karena aktivitas konstruksi pemerintah, baik APBD maupun APBN 2020 turun hingga 44 persen akibat pemangkasan anggaran,” tutupnya

Redaksi-FMI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *