Lombok Timur, FMI – Era modern saat ini budidaya jamur tiram menjadi peluang agribisnis atau bisnis di bidang pertanian yang sangat menguntungkan.
Bisnis menguntungkan ini dijalankan oleh Akhiruddin Alumni Pasca Sarjana Biologi Universitas Negeri Malang (UNM) di Desa Dasan Borok Kecamatan Suralaga.
Saat di temui wartawan, Sabtu (22/5/21) ia menceritakan bahwa dirinya lebih memilih membudidayakan jamur tiram dari pada menjadi dosen perguruan tinggi swasta di Lombok Timur meskipun telah diminta untuk mengajar.
Menurutnya, bisnis tersebut berawal dari penelitian saat menempuh magister di Universitas Negeri Malang.
“Sebenarnya budidaya jamur tiram ini berawal dari thesis ssaat menempuh pendidikan magister di malang, kemudian dari thesis itu saya tertarik untuk mengembangkan bisnis budidaya jamur. Dan alhamdulilah bisnis ini berkembang hingga saat ini,” ungkap Akhiruddin
Bukan saja untuk personal, budidaya jamur tiram yang dilakukan juga banyak menyerap tenaga kerja dan memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Dasan Borok.
“Alhamdulillah dari budidaya jamur tiram ini saya bisa memberdayakan sekitar 10-15 ibu-ibu rumah tangga,” ujarnya
Dari bisnis yang dijalani tersebut, omset yang diraup dari penjualan baglog dan jamur siap panen sekitar 20-25 juta perbulan, dan menyentuh pasar dalan daerah dan luar daerah misalnya sumbawa dan sekitarnya.
Bukan hanya memberdayakan masyarakat desa, budidaya jamur tiram ini juga mampu menyerap limbah pertanian dan mebel yang kebetulan program dari Desanya sendiri, yaitu pengolahan limbah organik dan non organik. Hal itu, menurutnya, agar tidak dibuang ke lahan-lahan pertanian masyarakat.
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk limbah jamur tiram yang sudah selesai masa panen biasanya digunakan sebagai pupuk organik pengganti pupuk kimia yang akhir-akhir ini kita tau sulit didapatkan oleh petani.
“Bukan saja membudidayakan jamur, tapi kami juga mampu menyerap limbah-limbah organik di masyarakat untuk dapat kami kelola dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya,” terangnya
Ia berharap, kedepannya teman-teman atau adik-adik yang sudah menempuh pendidikan tinggi mampu membuka peluang atau lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar.
“Jangan hanya menunggu pekerjaan dari instansi-instansi, namun jadilah insan yang visioner untuk mengembangkan daerah masing-masing,” pungkasnya (FMI-004)