Lombok Timur, FMI – Kunjungan Kerja Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) pada Rabu (13/10/21) kemarin disambut aksi demonstrasi dari pemuda dan Mahasiswa Universitas Gunung Rinjani (UGR) yang berujung pada kericuhan
Dalam rekaman video yang beredar di Media sosial dan Media mainstream sehingga viral itu. Terlihat kericuhan terjadi setelah dua aktivis menerobos protokol pengamanan Mensos di lokasi penyambutan Desa Tete Batu Selatan, Kecamatan Sikur, Lombok Timur.
Parahnya, aksi demonstrasi yang dilakukan sejumlah pemuda dan mahasiswa itu diduga ada yang menunggangi. Hal itu terucap dari orang nomor satu di Lombok Timur, Bupati Sukiman Azmy.
Dikutip dari Wartasamalas.id, Bupati Sukiman menyebut bahwa tidak ada masalah dengan kedatangan Menteri Sosial Tri Rismaharini, hanya saja insiden demonstrasi yang terjadi saat penyambutan tersebut dia duga pesanan oknum tertentu yang ingin menjadi bagian dari supplier Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Karena menurut dia, aktor yang terlibat dalam peristiwa demonstrasi itu (Kunker Mensos, red) adalah orang yang sama dalam aksi-aksi demonstrasi yang sebelumnya di Lotim.
“Yang itu-itu saja yang demo. Demo ini yang itu, demo yang itu dia saja,” sebut Bupati Sukiman dalam bahasa Sasak, usai acara pemusnahan minuman keras di Taman Rinjani, di kutip dari Wartasamalas.id Jum’at (15/10/21).
Menanggapi dugaan dari Bupati Sukiman itu, Ketua Forum Rakyat Bersatu (FRB) Eko Rahadi berani bersumpah jika apa yang dilakukannya itu tidak ditunggangi atau bahkan dibayar oleh oknum tertentu, apalagi bermotif ekonomi (persaingan usaha, red) untuk menjadi supplier item sembako pada program BPNT. Malahan dengan tegas, dia menduga Bupati Sukiman menerima bisikan sesat dari para pembisiknya.
“Saya berani menantang pembisik Bupati bersumpah di Masjid Raya Selong kalau benar saya dibayar. Itu murni gerakan kami, atas tidak becusnya kepala dinas sosial dalam membenahi program ini,” katanya.
Senada dengan apa yang disampaikan Eko. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ketua Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Lombok Timur (APMLT) Rohman Rafiki, dengan tegas, Mahasiswa Universitas Gunung Rinjani itu menyatakan jika apa yang dia lakukan murni dari niatnya (spontan, red), tidak terencana bahkan tidak ada yang menunggangi.
Gerakan yang kemarin itu murni dari niat, apalagi kata dia, selama ini Kepala Dinas Sosial Lotim, terkesan menghina langkah kritiknya (gerakan, red) melalui pernyataan yang bernada insinuatif (menghina, red).
“Lillahita’ala ini murni gerakan mahasiswa yang telah dikecewakan atas statemen Kepala Dinas Sosial. Itulah alasan saya dan kawan-kawan melakukan penerobosan barisan pengawal menteri,” katanya. (*)