LOMBOK TIMUR | FMI.COM – Mutasi pejabat struktural eselon II lingkup pemerintah daerah kabupaten Lombok Timur (Pemda Lotim) di awal tahun 2022 ini sudah beberapa kali dilakukan.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Sekda Lotim, HM. Juaini Taofik menegaskan, rotasi yang dilakukan di lingkup Pemda Lotim untuk mempercepat realisasi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Karena, menurut dia, apapun yang sudah diputuskan oleh Pimpinan, tentu semata-mata tujuan akhirnya untuk kebaikan organisasi.
Bongkar pasang (Rotasi, red) pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemda Lotim, menjadi perhatian para pemerhati kebijakan, salah satunya datang dari Direktur Lombok Research Center (LRC) Dr. Maharani.
Menurut Dr. Maharani saat di hubungi wartawan, Kamis (24/3), bongkar pasang yang terjadi di Pemda Lotim kalau dari sisi untuk mengejar target mencapai visi misi sangat jauh dari harapan, karena komposisi yang tidak tepat.
Contohnya, kata dia, Kadis Pariwisata orang pendidikan, kadis pendidikan orang teknis dan Bappeda yang seharusnya menjadi dapurnya OPD tidak berjalan maksimal.
Kemudian, jika dilihat dari visi misi yang tertuang dalam RPJMD sangat jauh, dua tahun terakhir kepemimpinan SUKMA ini tidak akan mungkin tercapai. Contohnya, kemiskinan ditargetkan dalam RPJMD 1 persen penurunannya setiap tahun, tapi malah tahun ini kemiskinan mengalami peningkatan. Kemudian kesehatan AKI dan AKB kita tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemudian dari sisi pendidikan, dana bos justru digunakan untuk kegiatan yang tidak untuk meningkatkan mutu pendidikan.
“Bongkar pasang yang tidak profesional, hanya sebagai alat memenuhi ambisi politik Kalau di lihat dari kebijakan anggaran sudah tidak sejalan dengan RPJMD,” kata Dr. Maharani sembari mengatakan, RPJMD ke timur, anggaran ke barat. (FMI)